ANTIOXIDANT AND SENSORY PROPERTIES OF TEA FROM JAMBOLAN FRUIT SKINS (Syzygium cumini) DRIED AT DIFFERENT TEMPERATURE
Author
Fitriyah, Nawal Abdah El
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukam melalui beberapa tahapan, yaitu: 1) pembuatan teh
kulit buah duwet, 2) ekstraksi antosianin teh kulit duwet metode maserasi 3)
pembuatan minuman teh kulit duwet 4) karakterisasi sifat kimia dan sensori
minuman teh kulit buah duwet. Pengeringan dilakukan secara alami menggunakan
sinar matahari dan pengeringan oven suhu 50 dan 60oC. Teh kulit buah duwet
diekstrak menggunakan 0,1% HCl – metanol serta diseduh menggunakan air
mendidih 100oC dan didiamkan selama 1 jam. Produk teh kulit buah duwet kering
dan minuman teh kulit duwet dianalisis kandungan antosianin, kandungan
polifenol dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl), FRAP (Ferric Reducing Antioxydant Power) dan radikal OH,
serta pengujian sensori secara hedonik untuk mengetahui tingkat kesukaan
terhadap atribut warna, aroma, rasa dan keseluruhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antosianin teh kulit buah duwet yang
dikeringkan menggunakan pengering oven suhu 50oC memiliki kandungan
antosianin tertinggi dibandingkan dengan teh yang dikeringkan secara alami
menggunakan sinar matahari dan pengering oven suhu 60oC. Semakin tinggi
antosianin yang terkandung maka akan semakin tinggi pula kandungan polifenol
yang terdapat di dalam teh kulit duwet yang ditunjukkan dengan semakin
meningkatnya nilai absorbansi yang didapatkan dari sampel teh yang dengan
pengeringan oven suhu 50oC, disusul dengan teh pengeringan sinar matahari
kemudian teh dengan pengeringan oven suhu 60oC. Selain antosianin dan
polifenol, juga dilakukan analisa aktivitas antioksidan dengan tiga metode. Pada
ketiga analisa aktivitas antioksidan yang dilakukan menunjukkan bahwa semakin
tinggi suhu pengeringan teh kulit duwet maka aktivitas antioksidan semakin
menurun. Teh kulit buah duwet yang dikeringkan dengan oven suhu 50oC
memiliki aktivitas antioksidan tertinggi, kemudian disusul dengan teh dengan
pengeringan sinar matahri dan pengeringan oven suhu 60oC. Hal ini disebabkan
karena selama pengeringan maka antosianin dan polifenol yang terkandung di
dalam teh kulit buah duwet mengalami kerusakan sehingga dapat menurunkan
aktivitas antioksidan.
Hasil uji sensoris kesukaan secara keseluruhan terhadap minuman teh kulit
duwet yang paling disukai panelis adalah minuman teh kulit duwet yang
dikeringkan dengan oven suhu 50oC. Panelis bisa merasakan keseimbangan pada
minuman teh kulit duwet baik pada warna, aroma dan rasa. Minuman teh kulit
duwet yang memiliki nilai kesukaan terendah adalah minuman teh kulit duwet
dengan pengeringan oven suhu 60oC. Hal ini disebabkan oleh tingginya suhu
pengeringan yang mengakibatkan terjadinya proses penggosongan pada teh kulit
duwet yang dapat memberikan rasa pahit, warna yang lebih pudar dan aroma yang
kurang disukai saat teh diseduh dengan air panas sehingga kurang disukai panelis.