dc.description.abstract | Faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi bioetanol diantaranya
substrat, yeast, dan kondisi fermentasi. Ketersediaan substrat yaitu molases di
Indonesia cukup melimpah, setiap ton tebu menghasilkan 2,7% molases. Molases
memiliki harga yang murah dan dapat langsung dikonversi menjadi etanol dengan
sedikit pretreatment dan memiliki kadar gula 50-60%. Pada umumnya produksi
etanol menggunakan Saccharomyces cerevisiae, namun upaya eksplorasi yeast
digunakan untuk mengetahui produktivitasnya, diantaranya yaitu C. parapsilosis
strain AUMC 10417 dan C. guillermondii serta optimasi kondisi fermentasi
seperti pemberian agitasi dan aerasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
produktivitas C. parapsilosis strain AUMC 10417 dan C. guilliermondii dalam
mengkonversi molases menjadi bioetanol dengan variasi kondisi fermentasi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua faktor. Faktor A yaitu C.
parapsilosis strain AUMC 10417 (A1) dan C. guilliermondii (A2). Faktor B
adalah variasi kondisi fermentasi meliputi agitasi 150 rpm dan tanpa aerasi (B1)
dan agitasi 150 rpm dan aerasi 0,3 vvm selama 24 jam (B2). Proses fermentasi
dilakukan secara batch pada suhu 30 oC selama 72 jam. Medium molases (600 ml,
24 oBrix, pH 4,5) yang telah di preparasi ditambahkan nutrisi diamonium
hidrogen phosphat 1 g/L sebagai sumber nutrisi, kemudian diinokulasikan yeast
C. parapsilosis strain AUMC 10417 dan C. guillermondii sebanyak 60 ml (10%
v/v) | en_US |