dc.description.abstract | Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang
mempunyai kontribusi cukup nyata dalam perekonomian Indonesia. Kopi arabika
mengandung minyak lebih tinggi rata – rata sekitar 15% sedangkan kopi robusta
rata – rata hanya mengandung minyak 10%. Minyak kopi dapat diperoleh dari biji
kopi yang tidak disangrai atau dari biji yang telah disangrai. Penyangraian kopi
dilakukan pada suhu yang tinggi diatas 160
0
C menyesuaikan dengan efektivitas
alat sangrai. Proses penyangraian kopi mempengaruhi reaksi – reaksi pada biji
kopi, dengan demikian akan berpengaruh terhadap sifat minyak kopi yang
diperoleh. Penyangraian kopi pada berbagai suhu bertujuan untuk mengetahui
karakteristik kopi hasil penyangraian dan menentukan suhu penyangraian yang
menghasilkan minyak kopi dengan sifat terbaik.
Penyangraian dilakukan dengan mesin probat – werke type BRZ 2.
Penyangraian dilakukan pada suhu 160
0
C, 170
0
C, 180
0
C, 190
0
C.
Biji kopi yang telah disangrai ditunggu sampai dingin kemudian dimasukkan
kedalam plastik klep dan ditempatkan dalam wadah tertutup. Biji kopi kemudian
digiling dan diayak dengan ayakan 60 mesh. Kopi bubuk disimpan dalam wadah
kedap udara sampai proses ekstraksi. Bubuk kopi dibungkus kertas saring dengan
berat 80 gram kemudian dimasukkan ke dalam tabung soxhlet. Ekstraksi
dilakukan dengan pelarut n – heksan selama 4 jam. Campuran minyak kopi dan n
– heksan dipisahkan dengan vacum evaporator. Minyak kopi yang diperoleh
disimpan dalam botol gelap, kemudian dilakukan pengamatan dengan parameter
rendemen, angka peroksida, angka asam, angka yodium, uji sensoris warna dan
aroma.
C dan 200
0 Kesimpulan penelitian menunjukkan semakin tinggi suhu penyangraian,
160
0
C sampai 200
0
C menyebabkan peningkatan rendemen, angka peroksida,
angka asam dan menyebabkan penurunan angka yodium. Penyangraian suhu
180
0
C menunjukkan kesukaan warna dan aroma tertinggi. Suhu penyangraian
yang menghasilkan minyak kopi dengan sifat yang baik yaitu pada perlakuan
180
0
C. Penyangraian 180
0
C menunjukkan kerusakan minyak lebih rendah
dibandingkan dengan penyangraian 190
0
C dan 200
0
C. Penyangrain 180
C
menunjukkan kerusakan minyak lebih tinggi dibandingkan dengan penyangraian
160
0
C dan 170
0
C, namun memiliki aroma dan warna yang lebih disukai.
0 | en_US |