dc.description.abstract | Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ke 24 stapel A yang kemudian dijadikan 24 stapel B lalu dijadikan 12 stapel C dan terakhir dijadikan 12 stapel D, secara umum tidak terjadi penyimpangan pada suhu rata-rata fermentasi maupun pada kelembaban relatif ruang selama fermentasi. Namun terjadi penyimpangan pada suhu akhir stapel B2. Hal ini terjadi karena waktu fermentasi pada stapel tersebut dibatasi sehingga walaupun masih rendah, tetapi stapel harus dibongkar. Hal ini mengakibatkan suhu akhir pada stapel B berada diluar kontrol. Suhu rata-rata fermentasi dan keiembaban relatif ruang selama fermentasi berada dalam bat:as toleransi atau bisa diterima berdasarkan Batas Kendali Atas (UCL) dan Batas Kendali Bawah (LCL). Pengukuran persentase daun yang rusak pada proses pengolahan didapatkan nilai kerusakan yang cukup besar yaitu sebesar 10,99 % yang berarti terjadi kerugian yang relatif besar dimana daun yang pada saat pembelian diharapkan digunakan sebagai dekblad atau omblad akhirnya hanya dapat digunakan sebagai filler. Kerusakan yang besar ini terjadi bukan karena penanganan yang kurang tepat pada saat proses pengolahan melainkan Iebih disebabkan kurangnya kontrol pada saat pembelian bahan Baku (tembakau kering oven) dad petani. Berat bersih lembaran daun tembakau yang berkualitas sama pada saat pengebalan, dad 100 sampel yang diamati terdapat 4 penyimpangan (berada diluar batas toleransi). Berarti terjadi kesalahan hanya sebesar 0,04 %, dan berdasarkan kriteria penyimpangan tersebt_ t masih berada dalam batas kendali. Jadi secara umum proses pengebalan masih cukup terkontrol. | en_US |