ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI DI UNIT HOME INDUSTRY TAPAI SINGKONG “SUPER EMAK” (Studi Kasus di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi)
Abstract
Home industry tapai singkong “Super Emak” merupakan salah satu home industry di Kecamatan Sempu yang memiliki kapasitas produksi rata-rata sebesar 2 ton singkong per hari. Sejauh ini belum teridentifikasi penggunaan energi dan kemungkinan terjadinya pemborosan energi di home industry tersebut. Dengan demikian, diperlukan analisis kebutuhan energi untuk mengidentifikasi peluang penghematan energi.
Pada penelitian ini, energi yang dianalisis adalah terkait kebutuhan energi biologis dan energi langsung yang terdapat pada setiap proses produksi tapai singkong “Super Emak”. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis kebutuhan energi dan menghitung kebutuhan energi total, serta mengetahui kebutuhan bahan bakar setiap proses perebusan singkong.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi pada bulan Juni 2016. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode sampling acak sederhana (simple random sampling) pada produksi tapai menggunakan bahan baku 70 kg singkong. Sumber data yang digunakan meliputi data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung melalui proses pengamatan, mencatat dan menghitung, serta wawancara. Data sekunder berupa data penunjang yang diperoleh dari literatur. Pendekatan analisis yang digunakan adalah menghitung energi input setiap proses pada produksi tapai singkong berdasarkan sumber energi biologis dan energi langsung, dan melakukan dugaan selang rerata kebutuhan energi setiap proses menggunakan uji t dengan tingkat kepercayaan 95 %.
Proses produksi tapai singkong “Super Emak” meliputi proses pengupasan dan pemotongan, pencucian, perebusan, pendinginan, peragian, dan pengemasan.
Energi input total adalah 5,179 MJ/sampel dengan konsumsi terbesar pada kebutuhan energi langsung, yaitu 3,282 MJ/sampel.
Dugaan selang dengan tingkat kepercayaan 95 % (t α2()=t0,025 (6) =2,447), menunjukkan bahwa kebutuhan energi biologis setiap proses meliputi (1) proses pengupasan dan pemotongan: (0,296 - 0,632) MJ; (2) proses pencucian: (0,152 - 0,202) MJ; (3) proses perebusan: (0,393 - 0,532) MJ; (4) proses pendinginan: (0,047 - 0,073) MJ; (5) proses peragian: (0,038 - 0,059) MJ; dan (6) proses pengemasan: (0,447 - 0,923) MJ. Kebutuhan energi langsung pada produksi tapai singkong “Super Emak”, meliputi: (1) kebutuhan energi listrik: (0,006 - 0,008) MJ; (2) energi bahan bakar minyak (solar): (0,315 - 0,414) MJ; dan kebutuhan energi kayu bakar:(2,116 - 3,705) MJ.
Konsumsi bahan bakar setiap proses perebusan adalah sebesar 8,541 kg kayu mahoni dan waktu perebusan 68,2 menit. Hasil plot data menunjukkan bahwa pola pertumbuhan suhu air perebusan singkong memiliki persamaan Nt=100−𝑒(4,2113+0,0171 x), dengan suhu maksimum mencapai 83 C.