Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD
Abstract
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran
yang diutamakan dalam implementasi kurikulum 2013. Penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran dapat
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir pemecahan masalah dan
keterampilan intelektual. Pada pembelajaran ini siswa berperan aktif, guru hanya
menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan
memberikan bimbingan serta motivasi pada siswa. Rumusan masalah pada
penelitian ini adalah ”apakah terdapat perbedaan pengaruh antara model
pembelajaran konvensional dengan Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil
belajar siswa kelas IV SD?”. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan
di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan
pengaruh antara model pembelajaran konvensional dengan Problem Based
Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD.
Penelitian yang dilaksanakan di SDN Kepatihan 05 Jember, dilaksanakan
sejak tanggal 26 Januari sampai dengan 6 Februari 2019. Kelas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kelas IVB berjumlah 31 siswa dan IVC terdiri dari 29
siswa. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen dengan pola
eksperimen semu menggunakan desain Nonequivalent Control Group. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Analisis data yang digunakan
berupa nilai setelah perlakuan pada ranah kognitif pada kelas eksperimen dan
kontrol. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan menggunakan
teknik random sampling dengan hasil kelas kelas IVB sebagai kelas kontrol dan
IVC sebagai kelas eksperimen.
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum menentukan kelas
eksperimen dan kontrol yaitu melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas
dilakukan menggunakan nilai pretest siswa kelas IVA dan IVB. Berdasarkan hasil
uji homogenitas yang telah dilakukan pada kedua kelas, dapat diketahui koefisien
F diperoleh sebesar 0,572 Hal tersebut menunjukkan bahwa koefisien F lebih
besar daripada 0,05 (0,572 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelas
tersebut yaitu kelas IVB dan IVC tingkat kemampuan siswa sebelum diberikan
perlakukan kondisinya adalah homogen.
Data yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah nilai posttest yang
diperoleh setelah diberikan perlakuan atau treatment pada kelas eksperimen (IVC)
dan kontrol (IVB) dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan perhitungan dengan
program SPSS versi 21, diperoleh nilai rata-rata nilai posttest ranah kognitif pada
kelas eksperimen sebesar 72,82, sedangkan rata-rata nilai posttest pada kelas
kontrol sebesar 62,24. Hasil perhitungan uji-t dengan menggunakan program
SPSS versi 21 diperoleh hasil t
sebesar 3,588. Hasil tersebut kemudian
dikonsultasikan dengan t
tabel
hitung
, diketahui db = (29 + 31) – 2 = 58 pada taraf
signifikansi 5%, sehingga diperoleh nilai t
= 2,000. Hasil uji t menunjukkan
bahwa nilai t
hitung
> t
tabel
ix
tabel
yaitu 3,588 > 2,000.
Perhitungan uji keefektifan relatif (ER), dapat diketahui bahwa pencapaian
hasil belajar siswa ranah kognitif dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning saat pembelajaran menunjukkan hasil 43% lebih efektif
jika dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran tema cita-citaku. Uji
keefektifan relatif (ER) dari ranah kognitif sebesar 43% menunjukkan kategori
keefektifan sedang.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran problem based
learning lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model belajar konvensional.