Analisis Kelayakan Teknis Usaha Persewaan Perontok Padi di Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Padi merupakan tanaman yang paling banyak digunakan sebagai sumber
pangan di Indonesia. luas panen padi di Indonesia pada tahun 2017 yaitu
15.712.015 ha dengan produksi padi sebesar 81.148.5934 ton. Untuk meningkatkan
hasil pertanian diperlukan peningkatan teknologi untuk menunjang kegiatan pasca
panen padi, salah satu teknologi yang dapat digunakan dalam kegiatan pasca panen
yaitu perontok padi. Beberapa keuntungan menggunakan perontok padi yaitu
menghemat tenaga kerja, biaya, mempercepat proses perontokan serta dapat
menekan tingkat kehilangan hasil.
Untuk mengetahui penggunaan perontok padi dapat dilakukan dengan
menggunakan metode survei lapang, wawancara responden, dan melakukan
pengujian perontok padi dilapang serta melakukan analisis teknis usaha persewaan
perontok padi. Metode ini dilakukan untuk mengetahui luas lahan sawah, lama
musim perontokan padi, jumlah ketersediaan dan kebutuhan, persebaran, serta
mengetahui kelayakan finansial usaha persewaan perontok padi. Berdasarkan hasil
penelitian, Kecamatan Tegalsari memiliki lahan sawah 2.124,39 hektar dan
memiliki jumlah ketersediaan mesin thresher sebanyak 123 unit. Jumlah
ketersediaan perontok padi di Kecamatan Tegalsari masih belum memenuhi dari
angaka kebutuhan yaitu sebanyak 114 unit dengan lama musim perontokan padi 20
sampai 29 hari. Usaha persewaan perontok padi untuk desa Tegalrejo tidak layak
untuk dijalankan karena memiliki nilai NPV<0, IRR<12%, serta analisis
sensitivitas dilakukan pada masing-masing desa di Kecamatan Tegalsari yang
bertujuan untuk mengetahui batasan nilai kelayakan usaha penyewaan perontok
padi apabila terjadi perubahan pada parameter NPV.