Studi Komparasi Efektivitas Kompos Blok Limbah Organik Dengan Perlakuan Pengecilan Ukuran Pada Pertumbuhan Tanaman Cabai
Abstract
Kopi, tembakau dan padi merupakan salah satu produk pertanian yang melimpah di Indonesia. Proses pengolahan kopi menghasilkan limbah padat (limbah kulit kopi) sebanyak 41% dari hasil panen. Adapun 200 ha lahan tembakau mampu menghasilkan limbah batang tembakau sebesar 22.000 pohon atau dengan perbandingan 1:110. Sedangkan sekam padi yang dihasilkan dari penggilingan gabah menjadi beras adalah 15-20%.Disamping produksi limbah di Indonesia yang melimpah, limbah organik tersebut juga hampir tersebar di Kabupaten Jember. Limbah kulit kopi, batang tembakau dan sekam padi juga mengandung unsur hara yang cukup besar. Dari potensi tersebut maka limbah organik berpotensi untuk digunakan sebagai kompos.
Teknologi kompos sendiri kini telah dikembangkan salah satunya yaitu kompos blok yang digunakan sebagai media tanam. Beberapa penelitian kompos blok yang telah dilakukan tidak mempertimbangkan ukuran bahan baku. Padahal ukuran dari bahan baku yang digunakan sangat penting pada proses pengomposan Oleh karena itu dalam penelitian ini, akan membahas tentang kompos blok limbah organik yaitu limbah kulit kopi, batang tembakau dan sekam padi dengan perlakuan pengecilan ukuran atau mesh (10,40 dan 80 mesh) danperbedaannya terhadap proses pengomposan serta pada proses pengomposan juga pada aplikasinya terhadap pertumbuhan.Selain itu juga diperlukan analisis terkait kandungan unsur hara C, N dan rasio C/N pada limbah kulit kopi, limbah batang tembakau dan limbah sekam padi untuk mengetahui potensi limbah organik sebagai kompos blok.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan, Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 1 September 2018
hingga 17 November 2018. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah kulit kopi, limbah batang tembakau dan limbah sekam padi yang masing-masing dilakukan pengecilan ukuran menjadi 10,40 dan 80 mesh, EM4, mollases, kotoran hewan, tanah, kanji serta benih cabai. Penelitian ini menggunakan rancang acak lengkap dengan dua variabel yaitu variabel proses pengomposan yang meliputi suhu, pH dan kelembaban, serta variabel laju pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi laju tinggi tanaman, laju jumlah daun, laju luas daun dan laju diameter batang. Data hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Duncan.
Berdasarkan hasil pengujian unsur hara bahan N, C dan rasio C/N diketahui bahwa limbah yang memiliki kandungan rasio C/N tertinggi sebagai bahan baku kompos yaitu limbah sekam padi dengan nilai rasio C/N 16,21% dengan takaran C 12,32% dan N 0,76%. Bahan yang memiliki perbedaan yang nyata pada variabel pengomposan suhu dimana perbedaan paling kuat terletak pada sampel limbah sekam padi. Selain itu bahan juga memiliki perbedaan yang nyata pada variabel pengomposan kelembaban dimana perbedaan paling kuat juga terletak pada sampel limbah sekam padi. Berdasarkan hasil komparasi variabel laju pertumbuhan vegetatif tanaman maka kompos blok paling efektif terhadap variabel laju tinggi tanaman yaitu limbah sekam padi ukuran 40 mesh. Kompos blok yang paling efektif terhadap variabel laju jumlah daun yaitu limbah sekam padi ukuran 40 mesh. Kompos blok yang paling efektif terhadap variabel laju luas daun yaitu limbah sekam padi ukuran 40 mesh. Kompos blok yang paling efektif terhadap variabel laju diameter batang yaitu limbah sekam padi ukuran 10 mesh. Dengan demikian diketahui bahwa kompos blok yang paling efektif terhadap laju pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu sampel limbah sekam padi 40 dan 40 mesh karena memiliki perbedaan yang kuat terhadap tiga variabel vegetatif tanaman sekaligus, yaitu laju tinggi tanaman, laju jumlah daun dan luas daun.