dc.description.abstract | Salah satu karakteristik pencemaran pada limbah pengolahan kopi adalah
warna. Limbah cair pengolahan kopi memiliki warna kecokelatan terutama
berasal dari komponen flavonoid kulit buah pada saat pengupasan. Limbah cair
kopi selain berbau tidak sedap, beberapa saat kemudian akan berubah warnanya
menjadi cokelat pucat. Warna cokelat yang gelap ini dapat berdampak negatif
terhadap proses fotosintesis dan transformasi nutrien pada tanaman air. Hal ini
juga berakibat menurunnya kualitas perairan dan makhluk hidup yang tinggal di
dalamnya akan terganggu.
Usaha penanggulangan dalam menurunkan konsentrasi warna limbah cair
dapat menggunakan metode adsorpsi menggunakan arang aktif. Kulit pulp kopi
memiliki kandungan selulosa dan senyawa organik yang berpotensi sebagai bahan
dasar dalam pembuatan arang aktif. Pembuatan arang aktif pulp kopi dilakukan
dengan proses aktivasi secara kimia menggunakan NaOH 1 M. Aktivasi secara
kimia dipilih karena menghasilkan tingkat luas permukaan arang yang besar dan
mampu menghasilkan pori-pori yang sempurna. Pengoptimalan arang aktif pulp
kopi dilakukan dengan menganalisis karakteristiknya berdasarkan SNI-06-3730-
1995 serta menentukan ukuran partikel optimum, massa optimum dan waktu
kontak optimum.
Keterbatasan pengolahan kopi dan waktu panen yang singkat kesulitan
dalam mendapatkan limbah cair kopi, sebagai pendekatannya penelitian ini
menggunakan limbah cair kopi sintetik. Limbah cair kopi sintetik di sesuaikan
kandungan bahan pencemarannya dengan limbah cair kopi sebenarnya.
Pengukuran panjang gelombang sampel limbah cair sintetik dilakukan
untuk mengetahui serapan maksimum warna pada sampel. Hasil diperoleh bahwa
panjang gelombang maksimum sampel limbah cair warna kecoklatan ada pada
panjang gelombang 475 nm. Berdasarkan hasil analisis, arang aktif dari pulp kopi
memiliki kadar air sebesar 3,43%, kadar abu 2,3% dan daya serap I2 15231,6
mg/g. Hasil karakterisasi arang aktif pulp kopi memenuhi persyaratan sesuai
dengan SNI-06-3730-1995. Parameter yang diukur meliputi perhitungan
penurunan kekeruhan dan penurunan warna. Penentuan ukuran partikel optimum
terdiri dari 3 jenis perlakuan meliputi ukuran partikel <80 mesh, 80 mesh dan 100
mesh. Hasil diperoleh penurunan terbesar dalam mengadsorpsi warna sampel
limbah cair sintetik adalah arang dengan ukuran partikel 100 mesh sebesar
89,69% pada penurunan kekeruhan dan 11,20% pada penurunan warna. Hal ini
karena semakin kecil ukuran partikel maka pori-pori permukaan arang semakin
besar sehingga daya adsorpsi meningkat. Pada penentuan massa optimum arang
terdiri dari perlakuan 2, 4, 6, 8 dan 10 gr. Hasil pengukuran diperoleh bahwa
massa arang aktif 10 gr memiliki tingkat penurunan kekeruhan dan penurunan
warna terbesar berturut-turut yaitu 97,01% dan 16,80%. Hal ini disebabkan
semakin besar massa arang yang digunakan maka luas permukaan dan jumlah
pori-pori semakin banyak sehingga daya serap terhadap limbah meningkat. Pada
penentuan waktu kontak optimum menggunakan variasi waktu 30, 60, 90, 120 dan
150 menit. Hasil menunjukkan bahwa penurunan kekeruhan dan penurunan warna
terbesar berturut-turut terjadi pada menit ke 90 yaitu 94,60% dan 34,56%. Namun,
seiring berjalannya waktu pada menit 120 dan 150 tingkat adsorpsi arang
menurun. Hal ini karena arang aktif mencapai kejenuhan yang artinya tidak ada
lagi pori-pori arang yang masih mampu menyerap warna pada sampel. | en_US |