Show simple item record

dc.contributor.authorRumastika, Nindya Shinta
dc.date.accessioned2019-10-09T02:10:04Z
dc.date.available2019-10-09T02:10:04Z
dc.date.issued2019-10-09
dc.identifier.issn2337-8417
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/93224
dc.descriptionJurnal THT - KL Vol.9, No.2, Mei - Agustus 2016, hlm. 74 - 83en_US
dc.description.abstractKanker merupakan salah satu penyakit utama penyebab kematian di dunia saat ini. Kasus baru kanker di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 12.400 kasus setiap tahun, dengan perkiraan 2.300 kematian setiap tahun.1 Sekitar enam persen atau 13.2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita penyakit kanker dan memerlukan penanganan. Kanker merupakan penyebab mortalitas terbesar ketiga setelah penyakit jantung di Indonesia. Angka tersebut hampir sama dengan beberapa negara berkembang lainnya.2 Kanker merupakan penyakit yang berawal dari kerusakan materi genetika pada deoxynucleicacid(DNA). Kanker memiliki karakteristik yaitu adanya pertumbuhan sel abnormal dan tidak terkendali. Sel kanker bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh lain. Kematian dapat terjadi apabila pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali ini dibiarkan serta tidak diobati.3 Modalitas pengobatan kanker yang tersedia saat ini adalah operatif, radioterapi, kemoterapi dan terapi target. Kemoterapi merupakan salah satu cara pengobatan kanker dengan menggunakan obat anti kanker yang disebut sitostatika. Sitostatika dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat menjadi bentuk terapi definitif maupun adjuvan dari terapi radiasi atau operatif.4 Efek samping kemoterapi bervariasi dari ringan sampai berat, tergantung dari dosis dan regimen kemoterapi. Efek sitostatika terhadap sel normal yang aktif mitosis seperti sel darah, sel traktus gastrointestinal, kulit, rambut, dan organ reproduksi dapat menimbulkan efek samping. Efek samping yang dapat terjadi meliputi gejala gastrointestinal berupa mual muntah, stomatitis, diare, dan konstipasi; mielo supresi berupa anemia, leukopenia, dan trombositopenia; alopecia; gangguan liver dan ginjal.5 Mual muntah merupakan efek samping yang menakutkan bagi penderita dan keluarga. Kondisi ini menyebabkan stres bagi penderita dan keluarga yang terkadang membuat penderita dan keluarga memilih menghentikan siklus terapi. Penghentian siklus terapi tersebut berpotensi meningkatkan progesivitas kanker dan mengurangiharapan hidup pasien.6 Penulisan referat ini bertujuan untuk menjelaskan definisi, patogenesis, klasifikasi dan terapi mual muntah pasca kemoterapi pasiendengan kanker.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKankeren_US
dc.subjectKemoterapien_US
dc.subjectMualen_US
dc.subjectMuntahen_US
dc.titleTerapi Mual Muntah Pasca Kemoterapien_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record