Kultur Suspensi Sel Embriogenik Tebu (Saccharum Officinarum L.) Menggunakan BAP (6-Benzylaminopurine) Dan Kinetin
Abstract
Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan jenis tanaman yang banyak
dibudidayakan sebagai komoditas penghasil gula. Masih kurangnya kebutuhan
bibit tanaman tebu, sehingga dibutuhkan metode perbanyakan tanaman
menggunakan kultur jaringan melalui kultur cair untuk memperoleh tanaman
dalam jumlah yang banyak. Kultur suspensi merupakan metode perbanyakan
tanaman dengan mengembangbiakan sel embriogenik tanaman tebu pada media
cair dengan pemberian hormon yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui komposisi BAP dan Kinetin yang paling efektif pada hasil suspensi
sel embriogenik dan juga regenerasi yang dihasilkan.
Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium CDAST (Center for
Development of Advanced Sciences and Technology), Universitas Jember dari
bulan Maret sampai Oktober 2018.Pada penelitian ini digunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) terdiri dari 9 perlakuan yang didapatkan dari pemberian
komposisi BAP dan Kinetin sebagai berikut : A (TanpaBAP dan Kinetin), B
(BAP 0,5 mgL
-1
), C (BAP 1 mgL
-1
), D (Kinetin 0,25 mgL-1
), E (Kinetin 0,5 mgL1
), F (BAP 0,5 mgL
-1 + Kinetin 0,25 mgL-1
), G (BAP 0,5 mgL
-1 + Kinetin 0,5
mgL-1
), H (BAP 1 mgL
-1 + Kinetin 0,25 mgL-1
) danI (BAP 1 mgL
-1 + Kinetin 0,5
mgL-1
). Data yang diperoleh diolah secara SEM (Struktural Equation Modeling)
dan ditabulasi dari masing masing paramater pengamatan. Variabel pengamatan
terdiri dari morfologi dan warna kalus, histologi jaringan, respon pertumbuhan
kalus (kalus embriogenik, jumlah dan panjang koleoptil serta jumlah dan panjang
tunas).
Percobaan diawali dengan proses induksi kalus yang didapatkan dari
eksplan berupa pucukan daun tebu yang menggulung (Spindle Leaf). Induksi
dilakukan selama 6 minggu dan diinkubasi ditempat gelap. Tahap selanjutnya
adalah proliferasi menggunakan media padat untuk pembentukan somatik
embriogenesis selama 3 minggu inkubasi dengan kondisi gelap dan terang. Kalus
yang sudah memasuki fase koleoptilar kemudian dipindahkan pada media
suspensi. Hasil menujukkan bahwa konsentrasi BAP dan Kinetin sebesar 0,5 mgL
-
1
dan 0,25 mgL-1 merupakan konsentrasi terbaik yang ditambahkan pada media
kultur suspensi dengan parameter jumlah koleoptil sebesar 27 dan panjang
koleoptil sebesar 0,663 cm. Regenerasi didapatkan setelah perlakuan kultur
suspensi, hasil terbaik pada regenerasi ditunjukkan dengan paramater jumlah
tunas sebesar 23,67 pada penambahan konsentrasi BAP dan Kinetin sebesar 0,5
mgL
-1
dan 0,25 mgL-1
.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]