dc.description.abstract | Kasus persetubuhan atau pencabulan terhadap anak dibawah umur semakin
menyadarkan dan mendesak seluruh komponen masyarakat bahwa anak berhak
untuk mendapatkan perlindungan khusus dari orang tua, keluarga, masyarakat,
pemerintah maupun Negara. Serangkaian tindakan tersebut, dapat mengakibatkan
luka secara fisik maupun gangguan psikologis terhadap anak yang menjadi korban
persetubuhan. Selain itu dapat pula mempengaruhi proses pertumbuhan
kedewasaan anak. Maka dari itu upaya perlindungan anak itu perlu dilaksanakan
sedini mungkin, yakni dari janin dalam kandungan sampai anak berumur 18
(delapan belas) tahun sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 1 Angka 1
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yang
menyebutkan “anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”.
Rumusan masalah yang akan dibahas adalah akibat hukumnya apabila surat
dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang terdapat pada putusan No.
372/Pid.B/2009/PN.KLD tidak memenuhi syarat Pasal 143 ayat (2) huruf b
KUHAP dan kesesuaian amar putusan pengadilan Negeri Kalianda No.
372/Pid.B/2009/PN.KLD yang mempidana terdakwa dengan syarat putusan
sebagaimana Pasal 197 ayat (1) huruf h KUHAP.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui konsekwensi akibat
hukumnya apabila surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang terdapat pada
Putusan No. 372/Pid.B/2009/PN.KLD tidak memenuhi syarat Pasal 143 ayat 2
huruf b KUHAP dan untuk mengetahui kesesuaian amar putusan Pengadilan
Negeri Kalianda No. 372/Pid.B/2009/PN.KLD yang mempidana terdakwa dengan
syarat putusan sebagaimana Pasal 197 ayat (1) huruf h KUHAP.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan tipe
penelitian yuridis normatif (legal research). Pendekatan masalah yang digunakan
adalah studi kasus (case study). Bahan hukum yang digunakan adalah bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder. | en_US |