Perbedaan Efektivitas antara Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dan Metode Iqra’ pada Membaca Permulaan Siswa Kelas I SDN Kebonsari 4 Jember
Abstract
Membaca permulaan adalah proses belajar membaca tingkat awal setelah siswa belajar di taman kanak-kanak. Standar kompetensi membaca di kelas I Sekolah Dasar adalah siswa mampu membaca dan memahami teks pendek dengan cara membaca lancar dan membaca nyaring beberapa kalimat. Pembelajaran membaca permulaan mengajarkan siswa membaca kalimat sederhana menggunakan intonasi yang tepat dan pelafalan yang jelas. Pembelajaran membaca permulaan dapat diterapkan menggunakan beberapa metode, misalnya metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dan metode iqra’. Hasil observasi pada siswa kelas I SDN Kebonsari 4 Jember menunjukkan bahwa pada pembelajaran Bahasa Indonesia belum menerapkan metode SAS dan metode iqra’ dalam membaca permulaan. Berdasarkan hasil tersebut, maka diuji cobakan metode SAS dan metode Iqra’ dalam pembelajaran membaca permulaan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah perbedaan efektivitas antara metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dan metode iqra’ pada membaca permulaan siswa kelas I SDN Kebonsari 4 Jember?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan efektivitas antara metode struktural analitik sintetik (SAS) dan metode iqra’ pada membaca permulaan siswa kelas I SDN Kebonsari 4 Jember. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kebonsari 4 Jember mulai tanggal 16 April sampai 28 April 2018. Subjek penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas I A dan I B yang berjumlah 62 siswa. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen dengan desain non-equivalent control group design. Hasil uji homogenitas dengan uji levene diperoleh hasil sebesar 0,353. Berdasarkan uji homogenitas diketahui hasil thitung ≤ ttabel (0,353 ≤ 1,671), sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelas homogen. Metode pengumpulan data berupa perlakuan (treatment) dan tes. Analisis data menggunakan SPSS versi 22 dengan analisis ujit sample terpisah (Independent Sample T-test). Hasil penelitian menunjukkan nilai thitung = 4,204. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada taraf signifikan 5% dengan db = 60. Diketahui nilai ttabel = 1,671. Berdasarkan hasil uji-t diketahui bahwa thitung > ttabel (4,204 > 1,671), sehingga hipotesis alternatif yaitu ada perbedaan efektivitas antara metode struktural analitik sintetik (SAS) dan metode iqra’ pada membaca permulaan siswa kelas I SDN Kebonsari 4 Jember diterima. Didukung dengan perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas pembanding. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 89,95.Nilai rata-rata posttest kelas pembanding sebesar 84,24. Selain uji-t, dilakukan juga uji efektifitas relatif yang digunakan untuk mengetahui nilai efektifitas metode SAS dan metode iqra’ jika diterapkan dalam pembelajaran. Hasil analisis uji efektifitas relatif, diperoleh ER kelas eksperimen = 35,96%, sedangkan ER kelas pembanding = 31,34%. ER kedua kelas menunjukkan 6,55%, yang artinya penggunaan metode SAS lebih efektif 6,55% dibandingkan dengan penggunaan metode iqra’. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efektivitas antara metode struktural analitik sintetik (SAS) dan metode iqra’ pada membaca permulaan siswa kelas I SDN Kebonsari 4 Jember.
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode dalam menyelesaikan model matematika dalam menganalisa model penyebaran virus Avian Influenza. Model ini disajikan sebagai sistem non-linear persamaan diferensial biasa sehingga model sulit untuk diselesaikan secara analitik. Kita membutuhkan metode numerik untuk memecahkan masalah tersebut yaitu Metode Multistep Linier (MML) Implisit 13 untuk menganalisis model penyebaran virus Avian Influenza pada manusia. Kami menggunakan Metode Multistep Linier Implisit Order 13 karena metode ini adalah metode yang sangat akurat kita perbandingan menggunakan Metode Runge-Kutta orde 9. Menggunakan pemrograman MATLAB, kita menguji kedua metode untuk menganalisis akurasi dan hasilnya menunjukkan bahwa Metode Multistep Linier (MML) Implisit lebih efektif daripada Metode Runge-Kutta orde 9. Kesalahan dari Metode Multistep Linier (MML) Implisit 13 lebih efisien dibandingkan dengan Metode Runge-Kutta orde 9. Oleh karena itu, Metode Multistep Linier (MM:L) Implisit Order 13 ini lebih efektif untuk menganalisis model penyebaran virus Avian Influenza.
Rodyatul Aulia; Dafik; Susi Setiawani, Setiawani (UNEJ, 2014)Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode dalam menyelesaikan model matematika dalam menganalisa model penyebaran virus Avian Influenza. Model ini disajikan sebagai sistem non-linear persamaan ... -
PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR BELAJAR BELAJAR PEMECAHAN PEMECAHAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MELALUI MELALUI BELAJAR MELALUI MELALUI PENERAPAN MASALAH MASALAH MASALAH (PBM) (PBM) MASALAH (PBM) MASALAH MASALAH PEMECAHAN MASALAH PENERAPAN PENERAPAN DAN DAN MASALAH DAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN DENGAN (PBM) DENGAN PELAJARAN PELAJARAN PELAJARAN HASIL HASIL DAN HASIL PEMBELAJARAN BERBASIS METODE METODE DENGAN METODE BIOLOGI BIOLOGI PELAJARAN BIOLOGI EKSPERIMEN EKSPERIMEN METODE EKSPERIMEN (SISWA (SISWA BIOLOGI (SISWA MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH 2 MATERI MATERI MATERI 2 2 HASIL BERBASIS BERBASIS BERBASIS PADA PADA EKSPERIMEN PADA KELAS KELAS (SISWA KELAS X.6 X.6 KELAS X.6 SMA SMA X.6 SMA GENTENG-BANYUWANGI, GENTENG-BANYUWANGI, 2 GENTENG-BANYUWANGI, GENTENG-BANYUWANGI, PENCEMARAN PENCEMARAN MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN PELAJARAN PELAJARAN TAHUN PELAJARAN PROGRAM PROGRAM PROGRAM LINGKUNGAN 2012-2013
Lendy Destalia (2013-12-04)Pembelajaran merupakan suatu proses belajar dan mengajar antara siswa dengan guru yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari segala hal ... -
ENGARUH PENDEKATAN DENGAN DENGAN DENGAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN METODE METODE DENGAN METODE BERPIKIR BERPIKIR BERPIKIR BERMAIN BERMAIN METODE BERMAIN TINGKAT TINGKAT BERPIKIR TINGKAT OPEN OPEN PEMBELAJARAN OPEN PERAN PERAN BERMAIN PERAN TINGGI TINGGI TINGKAT TINGGI (Kelas (Kelas (Kelas (Kelas VII VII VII VII PERAN TERHADAP DAN DAN TINGGI DAN NEGERI NEGERI NEGERI ENDED ENDED OPEN ENDED TERHADAP TERHADAP (OE) (OE) ENDED (OE) TERHADAP KEMAMPUAN HASIL HASIL DAN HASIL NEGERI 11 Semester Semester Semester Semester 11 11 BELAJAR BELAJAR HASIL BELAJAR JEMBER JEMBER 11 JEMBER Genap Genap Genap Genap JEMBER Tahun Tahun Tahun Tahun SKRIPSI SKRIPSI SKRIPSI SKRIPSI (OE) KEMAMPUAN KEMAMPUAN KEMAMPUAN SISWA SISWA BELAJAR SISWA Ajaran Ajaran Ajaran Ajaran SMP SMP SISWA SMP 2012/2013) 2012/2013) 2012/2013) 2012/2013)
Winda Anista (2013-12-04)Rendahnya kualitas pengajaran guru di dalam kelas terhadap materi biologi yang berdampak pada menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia. Orientasi siswa yang cenderung mengahafal materi biologi membuat kemampuan berpikir ...