dc.description.abstract | Gulma teki (Cyperus rotundus L.) mempunyai sifat parasitisme seperti
golongan gulma lainnya sehingga menyebabkan penurunan produksi yang cukup
signifikan, gulma teki dapat menurunkan produksi dari berbagai tanaman,
seperti jagung 41%, bawang 89%, okra 62%, wortel 50%, kacang hijau 41%,
ketimun 48%, kubis 35%, tomat 38%, padi 38% dan kapas 34%. Salah satu
pengendalian gulma teki yaitu dengan memanfaatkan limbah hasil fermentasi pulp
kakao. Cairan fermentasi pulp kakao merupakan salah satu hasil sampingan dari
pengelolaan kakao, yang masih belum dimanfaatkan secara optimal. Hasil dari
fermentasi pulp kakao salah satunya yaitu asam asetat yang dapat mengendalikan
gulma. Mekanisme kerja dari asam asetat adalah mirip dengan paraquat dimana
asam asetat menyebabkan kerusakan membran sel yang mengakibatkan
pengeringan jaringan daun dan kematian tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektifitas herbisida dan mengetahui konsentrasi yang paling efektif
setelah aplikasi hasil fermentasi limbah cair pulp kakao
Tahapan dari penelitian ini adalah persiapan fermentasi pulp kakao, isolasi
mikroba, persiapan bahan tanam, penyemaian, pemindahan rumput teki, uji pH
serta asam asetat, aplikasi hasil fermentasi pulp kakao dan pengamatan. Parameter
pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu berat basah umbi teki,
fitotoksisitas, biomassa, pertumbuhan kembali (re-growth) dan populasi akhir.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)
nonfaktorial sebanyak 6 perlakuan dan masing-masing perlakuan mendapatkan 4
ulangan. Data dianalisis dengan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji
DMRT taraf 5%.
Berdasarkan hasil semua parameter yang telah diuji, konsentrasi 30%
mampu menekan pertumbuhan gulma teki dilihat dari parameter pertumbuhan
kembali dan biomassa. Konsentrasi tersebut efektif diaplikasikan untuk
mengendalikan gulma teki, karena perlakuan tersebut tidak berbeda nyata dengan
perlakuan yang terbaik. Konsentrasi tersebut mampu menekan pertumbuhan
gulma teki karena mampu merusak jaringan daun teki yang diawali dengan
perubahan warna daun dari hijau menjadi kecoklatan selanjutnya mengering dan
mengalamai kematian. | en_US |