Analisis Persediaan Bahan Baku pada Agroindustri Kripik Buah Sanur di Kabupaten Malang
Abstract
Agroindustri Kripik Buah Sanur merupakan agroindustri yang mengolah
berbagai macam komoditas buah menjadi olahan kripik. Buah yang diproses
diantaranya salak, nangka, pisang dan nanas. Periode produksi masing-masing
komoditas berbeda, tergantung ketersediaan buah di pasaran. Menanggulangi
kekurangan bahan baku di gudang, agroindustri bekerjasama dengan pemasok
bahan baku dari berbagai daerah. Pada pelaksanaannya, proses pengadaan bahan
baku tidak terjadwal dan jumlah pemesanan bahan baku berubah-ubah tiap
periode. Keadaan ini mengakibatkan tingginya biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan.
Penelitian ini bertujuan untuk ; (1) mengetahui mata rantai penyediaan
(supply chain) bahan baku pada Agroindustri Kripik Buah Sanur di Kabupaten
Malang, (2) mengetahui tingkat persediaan bahan baku yang ekonomis pada
Agroindustri Kripik Buah Sanur di Kabupaten Malang dan (3) mengetahui tingkat
pemesanan kembali bahan baku yang efisien pada Agroindustri Kripik Buah
Sanur di Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan di Agroindustri Kripik
Buah Sanur di Desa Tirtoyudo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dan komparatif.
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengambilan data
dilakukan dengan wawancara dan observasi, dengan lebih dulu menentukan
informan kunci mengenai persediaan bahan baku pada Agroindustri Kripik Buah
Sanur. Data yang diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan metode yang
dipilih peneliti.
Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa ; (1) Mata rantai
persediaan bahan baku untuk masing-masing komoditas salak, nangka, pisang dan
nanas berbeda. Masing-masing bahan baku ada yang memiliki satu mata rantai
ada yang memiliki lebih dari satu mata rantai. Patokan harga yang ditentukan supplier perlu diperhatikan dalam menentukan pemilihan supplier bahan baku. (2)
Metode persediaan bahan baku Agroindustri Kripik Buah Sanur menghasilkan
perhitungan total biaya persediaan teknik Economic Order Quantity lebih rendah
dibandingkan teknik Lot For Lot dan metode yang diterapkan agroindustri.
Jumlah pemesanan bahan baku menggunakan metode agroindustri dan teknik Lot
For Lot tidak sama tiap periode, sedangkan jumlah pemesanan bahan baku
menggunakan teknik Economic Order Quantity sama. Dari perbandingan jumlah
biaya persediaan dan teknik pemesanan bahan baku, dapat disimpulkan bahwa
teknik Economic Order Quantity dapat direkomendasikan untuk diterapkan pada
Agroindustri Kripik Buah Sanur. (3) Perhitungan pemesanan ulang bahan baku
menggunakan metode agroindustri tidak didapat nilai variabel yang pasti dalam
pemesanan ulang bahan baku. Perhitungan menggunakan metode Re-order Point,
didapat hasil bahwa jumlah nilai variabel yang diperoleh terhadap pemesanan
ulang bahan baku lebih pasti dan efisien.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]