dc.description.abstract | Berdasarkan hasil penelitian mutu fisik tepung labu kuning diperoleh
bahwa zat pengembang memiliki pengaruh terhadap variabel pengukuran tingkat
kecerahan (L), tingkat kemerahan (a), tingkat kekuningan (b), kekuatan warna
(CR), derajat putih (WI), densitas curah (DC), daya serap air (DSA) dan daya
serap minyak (DSM). Daya oven microwave hanya berpengaruh pada fineness
modulus (FM), ukuran rata rata butiran (D) dan aktivitas air (aw). Penambahan zat
pengembang memiliki hubungan berbanding lurus pada variabel pengukuran
tingkat kemerahan (a) dan daya serap minyak (DSM) dan berbanding terbalik
pada variabel pengukuran tingkat kecerahan (L), tingkat kekuningan (b), kekuatan
warna (CR), derajat putih (WI), densitas curah (DC), dan daya serap air (DSA).
Rata-rata parameter pengukuran yang dihasilkan yaitu nilai fineness modulus
(FM) 2,148 ; ukuran rata rata butiran (D) 0,476 mm ; tingkat kecerahan (L) 51,4 ;
tingkat kemerahan (a) 2,1 ; tingkat kekuningan (b) 21,1 ; kekuatan warna (CR)
21,2 ; derajat putih (WI) 46,9 ; densitas curah (DC) 0,460 g/ml ; aktivitas air (aw)
0,317 ; daya serap air (DSA) 4,523 ml/g dan daya serap minyak (DSM) 1,517
ml/g. Tepung labu kuning yang dihasilkan dengan menggunakan oven
konvensional lebih baik dibandingkan dengan oven microwave dari variabel
pengukuran nilai kecerahan (L), tingkat kemerahan (a), derajat putih (WI) dan
daya serap air (DSA) tetapi tepung labu kuning lebih baik menggunakan oven
microwave dari variabel pengukuran modulus kehalusan (FM), ukuran rata-rata
partikel (D), tingkat kekuningan (b), kekuatan warna (CR), densitas curah (DC),
daya serap minyak (DSM). | en_US |