Sistem Kontrol Proses Anaerobik pada Penanganan Limbah Cair Pengolahan Kopi Menggunakan Reaktor Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB)
Abstract
Proses pengolahan kopi secara basah akan menghasilkan limbah cair yang
cukup tinggi. Jika tidak ditangani terlebih dahulu maka dapat memicu sebagai
pencemar bagi lingkungan karena mengandung banyak bahan polutan di
dalamnya. Penanganan limbah cair pengolahan kopi beragam caranya, salah
satunya dengan memanfaatkan limbah cair sebagai bahan biogas menggunakan
reaktor upflow anaerobic sludge blanket (UASB). Reaktor UASB merupakan
reaktor anaerob dengan prinsip upflow, yaitu input berada pada bagian bawah dan
output berada pada bagian atas. Aliran limbah ke permukaan akan melewati
lumpur aktif yang berisi mikroorganisme pengurai, sehingga dapat mengurangi
beban pencemaran serta menghasilkan biogas. Mikroorganisme tersebut berupa
bakteri mesofilik yang memerlukan penyesuaian suhu dan pH untuk
keberlangsungan hidup dan perkembangbiakannya dalam reaktor. Suhu yang
dibutuhkan yaitu antara 30-35oC dan pH 6-8. Tujuan penelitian untuk
menyediakan suhu dan pH yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam reaktor
UASB dengan menggunakan mikrokontroler. Sehingga suhu akan tetap berada
pada kisaran 30-35oC dan pH 6-8. Mengetahui kualitas limbah setelah proses
anaerobik yang terjadi melalui beberapa parameter, yaitu TSS, kekeruhan, dan
rasio C/N.
Penelitian ini dilaksanakan selama 36 hari dengan empat kali penambahan
beban, yaitu penambahan pertama pada hari ke 8; penambahan kedua pada hari ke
15; penambahan ketiga pada hari ke 22; dan penambahan keempat pada hari ke
30. Pengamatan suhu, pH, dan kekeruhan dilakukan setiap hari; sedangkan
pengukuran TSS dan C/N dilakukan setiap kali penambahan dan pengurangan
beban. Sistem Kontrol Proses Anaerobik Pada Penanganan Limbah Cair
viii
Pengolahan Kopi Menggunakan Reaktor Upflow Anaerobic Sludge Blanket
(UASB) mampu menyediakan suhu 30-35oC yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme. Kualitas limbah setelah proses anaerobik pada parameter rasio
C/N mengalami penurunan dengan jumlah yang berbeda-beda. Untuk parameter
kekeruhan dan TSS mengalami flukstuasi selama proses berlangsung yang
disebabkan oleh upflow dan sludge dalam prinsip kerja reaktor, sehingga tidak
bisa dijadikan parameter utama dalam penelitian.