EKSTRAKSI POLIFENOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU MINYAK GORENG
Abstract
Penggunaan minyak goreng yang cukup tinggi tidak didukung dengan tingkat
kesadaran penggunaannya sehingga minyak goreng cenderung tidak sering diganti
dan menggunakan minyak goreng bekas dalam kurun waktu yang lama. Hal ini
menyebabkan kerusakan minyak baik secara fisik maupun kimia. Kerusakan minyak
akan mengakibatkan terjadinya oksidasi, sehingga berbahaya untuk kesehatan karena
mengandung radikal bebas yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Oleh
karena itu, diperlukan suatu cara untuk bisa mencegah kerusakan minyak dengan
penambahan antioksidan alami dari kulit buah manggis. Sejauh ini pemanfaatan kulit
buah manggis hanya untuk obat, suplemen, dan minuman. Kulit buah manggis
mengandung senyawa polifenol yaitu xanthone yang meliputi mangostin,
mangosterol, mangostinon A dan B, alfa dan beta mangostin, garcinon B,
mangostanol, flavonoid, epikatekin, dan gartanin. Kemampuan xanthone sebagai
antioksidan mampu mencegah proses oksidasi lemak dan minyak. Senyawa polifenol
diperoleh dengan cara ekstraksi kulit buah manggis menjadi polyphenol-rich
mangosteen skin extract (PRMSE). Potensi PRMSE dapat dikembangkan untuk
mempertahankan mutu minyak goreng.
Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui pengaruh konsentrasi PRMSE
terhadap sifat – sifat minyak goreng setelah digunakan dengan sistem deep frying dan
pengaruh frekuensi penggorengan terhadap sifat-sifat minyak goreng yang ditambah
PRMSE serta pengaruh penambahan konsentrasi PRMSE terhadap sifat organoleptik
minyak goreng setelah digunakan. Penelitian dilakukan dua tahap, yaitu tahap
pembuatan PRMSE dan penambahan PRMSE ke dalam minyak goreng. Rancangan
penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor
yaitu variasi konsentrasi PRMSE dan frekuensi penggorengan dengan tiga kali
ulangan. Konsentrasi PRMSE yang digunakan 0; 0,2; 0,4 dan 0,8 mg/mL. Frekuensi
penggorengan yang digunakan 0; 1; 3 dan 5 kali. Pengujian yang dilakukan meliputi
sifat fisik (warna), sifat kimia (penentuan total polifenol, aktivitas antioksidan, asam
lemak bebas, dan bilangan peroksida) dan sifat organoleptik ( aroma dan warna).
Data hasil analisis pada penelitian ini diuji secara statistik menggunakan sidik ragam
ANOVA. Jika terdapat perbedaan antar perlakuan akan dilanjutkan dengan
menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf uji kepercyaan
95%. Data hasil analisis sifat organoleptik diuji menggunakan Friedman Test.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan PRMSE pada minyak goreng
dengan berbagai konsentrasi berpengaruh nyata terhadap asam lemak bebas dan
bilangan peroksida. Hasil analisis warna minyak goreng dengan PRMSE
menggunakan colourreader menunjukkan nilai hue tidak berpengaruh nyata,
sedangkan hasil analisis sifat organoleptik yang terdiri warna dan aroma
menunjukkan berbeda secara signifikan dengan Asymp sig 0,000 dan nilai kesukaan
konsumen terhadap warna dan aroma minyak goreng dengan PRMSE sebelum
dilakukan penggorengan. Penggunaan konsentrasi PRSME pada minyak goreng
mempengaruhi nilai FFA (asam lemak bebas) dan bilangan peroksida yang
dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi PRMSE yang ditambahkan pada minyak
goreng, maka menurun tingkat pertambahan nilai FFA dan bilangan peroksida atau
dapat dikatakan sifat kerusakan minyak goreng dapat diperkecil. Hal ini dikarenakan
adanya senyawa polifenol dalam PRMSE sehingga dapat mencegah proses oksidasi
pada minyak goreng dan semakin banyak frekuensi penggorengan sifat kerusakan
minyak goreng akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan minyak goreng lebih sering
teroksidasi sehingga kontak langsung dengan oksigen semakin besar.