Pemutuan Buah Jambu Biji Merah (Psidium Guajava L.) Menggunakan Pengolahan Citra (Image Processing
Abstract
Salah satu cara meningkatkan daya saing penjualan buah jambu biji merah
adalah dapat memenuhi standar mutu pasar domestik maupun Internasional.
Kegiatan pemutuan yang dilakukan oleh pengepul jambu biji merah di Indonesia
kebanyakan masih dilakukan secara manual. Pemutuan secara manual memiliki
kelemahan yaitu mutu yang dihasilkan tidak seragam karena lebih cenderung
bersifat subyektif. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah tersebut maka
diharapkan teknologi pengolahan citra (image processing) merupakan solusi yang
tepat dalam pemutuan buah jambu biji merah karena dapat memutukan buah
jambu biji merah secara seragam dengan lebih efektif dan efisien dengan tanpa
merusak bahan (nondestruktif).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel citra yang memiliki
korelasi dengan variabel manual, menyusun variabel-variabel citra buah jambu
biji merah untuk membentuk model kalimat logika, dan mengetahui akurasi
program pengolahan citra dalam pemutuan buah jambu biji.
Bahan yang digunakan buah jambu biji merah segar varietas Australia
dengan kelas mutu Super, A, B, dan Reject. Jumlah sampel yang digunakan
adalah 160 buah untuk data training dan 40 buah untuk data validasi. Semua
sampel tersebut diproyeksikan ke dalam bentuk 2 dimensi dengan cara mengambil
citranya menggunakan kamera CCD (Charge Couple Device). Citra jambu biji
merah kemudian dilakukan segmentasi dan ekstraksi menggunakan program
pengolahan citra yang dibuat dengan software SharpDevelop 4.2. Segmentasi
bertujuan untuk memisahkan citra biner obyek (buah jambu biji merah) dan
background melalui proses penentuan nilai batas (thresholding). Sedangkan,
ekstraksi bertujuan untuk mencari nilai variabel area obyek, tinggi obyek,
ix
diameter obyek, perimeter obyek, area cacat obyek, indeks red obyek, indeks
green obyek, indeks blue obyek, dan nilai hue obyek. Nilai varibel tersebut diuji
menggunakan analisis statistik untuk mencari nilai rerata, standar deviasi, kuartil
pertama (Q1), median (Q2), kuartil ketiga (Q3), nilai maksimum, dan nilai
minimum yang kemudian disusun dalam grafik box plot.
Berdasarkan analisis grafik box plot diketahui variabel yang dapat
digunakan untuk merumuskan model kalimat logika yaitu area obyek dan area
cacat obyek. Perumusan model kalimat logika beserta nilai batas masing-masing
kelas mutu pada input variabel area obyek (Area) dan area cacat obyek (c_area)
untuk memisahkan jambu biji merah kedalam kelas mutu Super, A, B, dan Reject
ditulis sebagai berikut; jambu biji merah tergolong kelas mutu “Super” jika
(Area≥132427 AND c_area≤1830), tergolong kelas mutu “A” jika (Area<132427
AND Area ≥100064,5 AND c_area ≤2868), tergolong kelas mutu “B” jika
(Area<100064,5 AND Area≥77034,5 AND c_area ≤3025), dan tergolong kelas
mutu “Reject” jika (Area<77034,5 AND c_area >3025). Akurasi program
pemutuan buah jambu biji merah terhadap pemutuan secara manual pada kelas
mutu Super menghasilkan akurasi sebesar 85,91%, untuk kelas mutu A
menghasilkan akurasi sebesar 78,75%, kelas mutu B menghasilkan akurasi 90%,
dan mutu Reject menghasilkan akurasi sebesar 95,50%, sehingga diperoleh
akurasi rata-rata sebesar 87,53%. Nilai akurasi tidak mencapai 100%
menunjukkan bahwa adanya perbedaan penggolongan antara pemutuan secara
manual dengan pendugaan oleh program. Rendahnya nilai akurasi dikarenakan
kurang tepatnya dalam penentuan nilai batas (thresholding) sehingga
menyebabkan kesalahan perhitungan yang dilakukan oleh program terhadap nilainilai
variabel citra.