BLAMBANGAN: REKONSTRUKSI IDENTITAS KEBANGSAAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI WISATA
Abstract
ampai saat ini yang berkembang di masyarakat masih pemikiran bahwa
Blambangan musuh Majapahit, musuh kerajaan Pajang, dan musuh Mataram
Islam. Dari mana dan kapan pemikiran ini muncul tidak diketahui secara pasti.
Ada yang tidak masuk akal dari pemikiran tersebut. Negeri Blambangan lahir
setelah Majapahit runtuh sekitar 1478 Masehi yang raja pertamanya Lembu
Anisroyo, sehingga tidak mungkin memusuhi Majapahit seperti dalam cerita
Menakjinggo-Damarwulan.
Blambangan tidak patuh kepada Pajang karena Pajang tidak memberikan
otonomi, sedangkan Mataram kuno amat menghormati negeri leluhur orang
Blambangan. Terbukti dengan dibangunnya prasasti otonomi berupa prasasti
Watu Gong di Rambipuji Jember, sekitar tahun 789 Masehi. Mataram Islam
memang pernah menawan Mas Kembar, putra Tawang Alun, tetapi dilepaskan
kembali dan tidak pernah menumpas Blambangan era Tawang Alun.
Pada tulisan ini dibahas (1) nama-nama negeri Blambangan, (2) tata wilayah
negeri Blambangan, (3) pergerakan pusat pemerintahan negeri Blambangan,
dan (4) pengembangan industri wisata di Blambangan Raya. Pembahasan ini
bertujuan membangun wacana budaya dan sejarah Blambangan yang objektif
dan proporsional dan terbebas dari dominasi ideologi tertentu yang tidak
cocok lagi dengan semangat humanisme abad modern. Tulisan ini sebagai
upaya merekonstruksi identitas bangsa dan pemanfaatan Blambangan Raya
sebagai industri wisata berbasis sejarah dan alam.
Collections
- LSP-Conference Proceeding [1874]