EVALUASI MUTU FISIK BUBUK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) HASIL PENGERINGAN OVEN MICROWAVE
Abstract
Salah satu suku Myrtaceae (jambu-jambuan) yang memiliki banyak
manfaat yaitu tanaman salam. Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.)
dapat dijadikan sebagai alternatif pengobatan dan biasa digunakan sebagai
campuran bumbu masak. Namun pemanfaatan daun salam dalam bentuk lembaran
daun segar mengakibatkan daya simpan yang cenderung singkat yaitu kurang dari
tiga hari. Oleh karena itu, perlu adanya proses lebih lanjut (pengawetan) untuk
meningkatkan daya simpan daun salam. Salah satu alternatif dalam pengawetan
yaitu mengkonversi bentuk daun salam segar menjadi bubuk daun salam. Bubuk
daun salam merupakan hasil dari proses pengeringan dan penggilingan. Proses
pengeringan sendiri dapat dilakukan dengan dua metode yaitu penjemuran dan
mekanis. Salah satu dari metode pengeringan mekanis yaitu menggunakan oven
microwave diharapkan mampu menghasilkan produk kering daun salam dalam
waktu singkat. Daun salam kering hasil dari proses pengeringan kemudian
digiling dengan mesin penggiling dan disortasi menggunakan ayakan Tyler untuk
menghasilkan bubuk daun salam. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sifat fisik bubuk daun salam hasil pengeringan oven microwave.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Enjiniring Hasil Pertanian
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2015.
Daun salam yang digunakan yaitu daun salam tua segar dan tidak memiliki cacat
yang dipetik langsung dari pohon salam di beberapa lokasi wilayah Jember. Daun
salam dikeringkan menggunakan microwave dengan daya 723, 537, dan 420 watt
serta oven bersuhu 60ºC sebagai pembandingnya. Daun salam kering hasil dari
proses pengeringan kemudian digiling menggunakan blender (selama 2, 3, dan 4
menit) dan disortasi menggunakan ayakan Tyler selama 15 menit. Data yang
diperoleh yaitu sifat fisik bubuk daun salam yang meliputi tingkat kehalusan
(FM), diameter butiran (D), warna, densitas curah, daya serap air, kadar air, dan
aktivitas air. Data mutu fisik hasil pengukuran dianalisis menggunakan uji
ANOVA dan uji lanjut Duncan, uji korelasi, dan analisis grafis.
Proses pengeringan daun salam memerlukan waktu selama 8-10 menit untuk
daya 723 watt; 8,5-12,5 menit untuk daya 537 watt; dan 12-14 menit untuk daya
420 watt. Kadar air awal daun salam sebelum dikeringkan rata-rata dari 63,00-
69,07 % bb dan kadar air akhir rata-rata dari 3,02-5,99 % bb.
Berdasarkan hasil penelitian, sifat fisik bubuk daun salam berpengaruh
signifikan terhadap pemberian variasi daya dan durasi penggilingan. Pengaruh
durasi penggilingan lebih signifikan daripada daya pengeringan pada penelitian
ini. Durasi penggilingan sangat mempengaruhi nilai dari variabel respon yang telah ditetapkan kecuali tingkat kemerahan (a) dan aktivitas air (aw). Sedangkan
daya pengeringan tidak berpengaruh signifikan terhadap seluruh variabel respon.
Mutu fisik bubuk daun salam rata-rata yang diperoleh adalah sebagai berikut:
tingkat kehalusan (FM) sebesar 1,45-2,50 dan diameter butiran (D) sebesar 0,29-
0,59 mm, tingkat kecerahan (L) sebesar 50-53,24; tingkat kemerahan (a) sebesar
(-0,27)-(-2,52); tingkat kekuningan (b) sebesar 20,6-22,78; kekuatan warna
(Chroma) sebesar 20,71-22,58; densitas curah (DC) sebesar 0,31-0,36 gr/ml; daya
serap air (DSA) sebesar 2,70-3,33 ml/gr; dan aktivitas air (aw) sebesar 0,37-0,53.