PENGARUH SUHU TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN REKAYASA IKLIM MIKRO
Abstract
Pemanasan global (global warming) telah mengubah kondisi iklim global,
regional, dan lokal. Perubahan iklim global disebabkan antara lain oleh
peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) akibat berbagai aktivitas yang
mendorong peningkatan suhu bumi. Untuk menghadapi dampak buruk pemanasan
global dapat dilakukan dengan berbagai strategi, diantaranya strategi adaptasi.
Strategi adaptasi adalah pengembangan berbagai upaya yang adaptif dengan
situasi yang terjadi akibat dampak perubahan iklim terhadap sumberdaya
infrastruktur dan lain-lain. Antara lain melalui rekayasa iklim mikro. Melakukan
rekayasa iklim mikro berarti melakukan rekayasa terhadap lingkungan yang
berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman (Adesma, 1998)
Iklim mikro didefinisikan sebagai keadaan atmosfer di sekitar tempat
tumbuh tanaman, tempat hidup manusia dan hewan (Wiesner, 1970 dalam
Dayatun, 1996). Tanaman cabai (Capsicum annuum L) merupakan tanaman
sayuran yang mempunyai sistim perakaran agak dalam, tetapi sangat peka
terhadap kekurangan air dan merupakan tanaman yang terpengaruh
pertumbuhannya apabila iklim mikro di sekitar tanaman mengalami perubahan.
Beberapa cara rekayasa iklin mikro antara lain dengan pengolahan tanah yang
intensif, dengan menggunakan penutup tanah (mulsa) dan dengan menggunakan
naungan (paranet). Perlakuan tersebut di duga berpengaruh terhadap kondisi iklim
di sekitar tanaman, antara lain yaitu RH, suhu udara, kecepatan angin dan
intensitas radiasi matahari. Faktor-faktor iklim tersebut di duga berpengaruh
terhadap suhu tanah dan mengingat dapat mempengaruhi penguapan air di dalam
tanah yang pada akhirnya berpengaruh terhadap persediaan air bagi akar tanaman.
Penelitian dilakukan menggunakan 6 petak dengan perlakuan yang berbeda,
perlakuannya antara lain :
A : Lahan tanpa pengolahan
B : Lahan dengan pengolahan minimum
C : Lahan dengan pemberian mulsa plastik putih di atas permukaannya
D : Lahan dengan pemberian mulsa jerami di atas permukaannya
E : Lahan dengan pemberian naungan paranet
F : Lahan dengan pemberian naungan vegetatif berupa tanaman jagung
Tinggi rendahnya suhu tanah maupun udara disekitar tanaman ditentukan
oleh kerapatan tanaman, distribusi air dalam tanah. Peningkatan suhu, terutama
suhu tanah akan mempercepat kehilangan kelembapan tanah terutama pada musim
kemarau. Mempertahankan suhu tanah sangat penting sehingga akar tanaman
dapat menyerap unsur hara lebih baik. (http://www.y121d1.blogspot.com dan
Muhammad Hatta, 2008).
Intensitas radiasi matahari berpengaruh terhadap perbedaan suhu tanah,
sedangkan RH dan kecepatan angin cenderung tidak berpengaruh terhadap
perbedaan suhu tanah. Semakin tinggi rata-rata suhu tanah maka akan cenderung
semakin rendah rata-rata tinggi tanaman dan semakin tinggi rata-rata jumlah dan
berat buah. Evapotranspirasi (Penguapan) menyebabkan peningkatan suhu tanah
dan rendahnya persediaan air dalam tanah, sehingga pertumbuhan tanaman (tinggi
tanaman) menjadi terhambat.