Show simple item record

dc.contributor.authorShinta Setiadevi
dc.date.accessioned2013-12-10T06:44:32Z
dc.date.available2013-12-10T06:44:32Z
dc.date.issued2013-12-10
dc.identifier.nimNIM061710101081
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/7503
dc.description.abstractBiji kakao merupakan salah satu komoditi perdagangan yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka usaha meningkatkan devisa negara dan penghasilan petani kakao. Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari pengolahan biji kakao adalah polifenol. Polifenol memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu pelarut yang berbeda-beda. Dengan demikian, ekstraksi menggunakan berbagai pelarut akan menghasilkan komponen polifenol yang berbeda pula. Sifat antibakteri yang dimiliki oleh setiap senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tersebut juga akan berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi metode ekstraksi terhadap karakteristik ekstrak polifenol yang dihasilkan dan mengetahui pengaruh ekstrak polifenol terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri patogen. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan biji kakao kering nonfermented sebagai bahan dasar untuk produksi bubuk polifenol kasar yang akan diaplikasikan sebagai senyawa antibakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Penelitian terbagi atas dua tahapan yaitu produksi bubuk polifenol kasar dan analisa bubuk polifenol kasar yang dihasilkan. Produksi bubuk polifenol kasar dilakukan dengan empat macam metode ekstraksi yaitu A1 menggunakan pelarut air, A2 menggunakan pelarut alkohol 70%, A3 menggunakan pelarut petroleum benzene dan air, A4 menggunakan pelarut petroleum benzene dan alkohol 70%. Masing-masing perlakuan tersebut menggunakan empat kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi metode ekstraksi polifenol dengan menggunakan alkohol 70% menghasilkan total polifenol bubuk polifenol kasar yang lebih besar daripada air, variasi metode ekstraksi polifenol dengan menggunakan air menghasilkan rendemen dan aktivitas antioksidan bubuk polifenol kasar yang lebih besar daripada alkohol 70%, dan penghambatan pertumbuhan bakteri E. coli dan B. subtilis tertinggi masing-masing pada sampel dengan metode A4 (petroleum benzene dan alkohol 70%) dan sampel A2 (alkohol 70%). Zona hambat pada bakteri Gram positif (B. Subtilis) lebih kecil daripada bakteri Gram negatif (E. Coli). Semakin lama waktu inkubasi semakin besar daya hambat oleh polifenol. Konsentrasi ekstrak juga berpengaruh terhadap besarnya zona hambat yang terbentuk. Semakin besar konsentrasi yang ditambahkan semakin besar daya hambat yang dihasilkan. Rata-rata daerah penghambatan pada bakteri E. Coli pada seluruh sampel adalah 11,8 cm dan rata-rata daerah penghambatan pada bakteri B. Subtilis pada seluruh sampel adalah 11,5 cm. Hal tersebut memperkuat dugaan bahwa ekstrak polifenol dari biji kakao nonfermented memiliki potensi yang baik sebagai antibakteri, karena mempunyai aktivitas penghambatan yang kuat.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061710101081;
dc.subjectKarakterisasi, Ekstrak Polifenol, Biji Kakao, Metode Ekstraksien_US
dc.titleKARAKTERISASI EKSTRAK POLIFENOL BIJI KAKAO NONFERMENTED DARI BERBAGAI MACAM METODE EKSTRAKSIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record