Pemanfaatan Ekstrak POLIFENOL Kulit Buah dan Kulit Biji Kakao sebagai Senyawa Penghambat Pertumbuhan Bakteri (Bacillus Subtilis dan Escherichia Coli)
Abstract
Negara Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil kakao. Kakao
merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang cukup potensial dalam
menyumbang devisa Negara. Setiap tahunnya, pengolahan biji kakao semakin
meningkat. Sehingga limbah kulit buah kakao dan kulit biji kakao semakin
meningkat juga. Untuk limbah kulit yang dihasilkan berkisar 50.000 - 70.000 ton.
Hingga saat ini pemanfaatan dari limbah kakao masih kurang. Untuk itu, limbah
kulit buah kakao dan kulit biji kakao dimanfaatkan sebagai ekstrak polifenol.
Dalam beberapa tahun terakhir permintaan terhadap ekstrak polifenol dalam
industri makanan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan polifenol kakao
memiliki aktivitas antiksidan yang sangat baik dan bermanfaat bagi kesehatan
tubuh.
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui potensi kulit buah kakao
dan kulit biji kakao sebagai sumber polifenol dan mengetahui potensi polifenol
dari kulit buah kakao dan kulit biji kakao sebagai antibakteri.
Penelitian ini dilakukan secara bertahap. Tahap pertama yaitu penelitian
pendahuluan digunakan untuk memproduksi polifenol dari kulit buah dan kulit
biji kakao serta dilakukan pengamatan-pengamatan. Kemudian tahap kedua yaitu
penelitian utama yang digunakan untuk mengetahui daya hambat dari polifenol
kulit buah dan kulit biji kakao.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kulit buah kakao
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai ekstrak polifenol. Untuk rendemen
polifenol dari kulit buah kakao sebesar 90,984 mg/g sedangkan kulit biji kakao
sebesar 124,974 mg/g dari bahan 0,25 gram yang telah diujikan. Akan tetapi
potensi polifenol kulit buah kakao dan kulit biji kakao sebagai antibakteri masih
sangat kurang. Hal ini dikarenakan daya hambatnya 10mm. Oleh karena itu,
setelah dilakukan pengkombinasian antara polifenol kulit buah kakao dan kulit
biji kakao dengan polifenol biji kakao daya hambat terhadap bakteri menjadi
semakin besar.