Pengembangan probiotik dalam starter yoghurt dengan variasi jenis dan konsentrasi bakteri asam laktat (L.casei, L.bulgaricus, S. Thermophilus)
Abstract
Susu merupakan bahan pangan sumber protein dan dapat dikatakan
sebagai makanan yang sempurna karena kandungan zat gizinya yang lengkap
sehingga diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Tingkat
konsumsi masyarakat terhadap susu segar maupun olahan sangat besar. Namun,
ada sebagian dari masyarakat kita yang tidak bisa mengkonsumsi susu karena
menderita lactose intolerance. Salah satu usaha untuk meningkatkan konsumsi
susu, khususnya bagi para penderita lactose intolerance adalah dengan melakukan fermentasi susu.
Yoghurt merupakan produk susu fermentasi semi solid yang kandungan
gizinya tidak berbeda jauh dengan kandungan nutirisi susu sebagai bahan
bakunya. Bakteri yoghurt yang umum digunakan adalah Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophilus. Bakteri inilah yang dapat menguraikan laktosa
menjadi glukosa dan galaktosa yang akan diubah menjadi asam laktat. Upaya
untuk menghasilkan asam laktat yang lebih banyak dalam yoghurt dengan cara
menambahkan kultur starter yaitu Lactobacillus casei dalam yoghurt. Kombinasi
ketiga bakteri ini diharapkan menghasilkan yogurt yang lebih berkualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio dan konsentrasi
starter terhadap sifat-sifat yoghurt serta mengetahui jumlah rasio dan konsentrasi
starter yang tepat untuk menghasilkan yoghurt dengan sifat-sifat yang paling
baik.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktorial
dengan tiga kali ulangan. Faktor A adalah rasio starter dan faktor B adalahkonsentrasi starter.
Rasio starter pada proses pembuatan yoghurt berpengaruh sangat nyata
terhadap total asam, total mikroba dan derajat keputihan, namun tidak
berpengaruh terhadap pH (derajat keasaman), gula reduksi, dan kadar protein
yoghurt yang dihasilkan. Konsentrasi starter pada proses pembuatan yoghurt
berpengaruh sangat nyata terhadap pH dan total mikroba, namun tidak
berpengaruh terhadap total asam, gula reduksi, kadar protein dan derajat
keputihan yoghurt yang dihasilkan.
Kombinasi perlakuan A3B3 dengan rasio starter Lactobacillus casei :
Lactobacillus bulgaricus: Streptococcus thermophilus = 30%: 35%: 35%, dan
penambahan konsentrasi starter sebesar 4% menghasilkan yoghurt susu sapi
dengan sifat-sifat yang baik. Yoghurt yang dihasilkan mempunyai total mikroba
dengan rata-rata 2,11 x 107 sel/ml, kadar gula reduksi 8,376%, total asam 0,5<)0/o,
pH 4,947%, kadar protein 1,905%, dan derajat keputihan 61,42. Sedangkan
tingkat kesukaan untuk warna 3,18 (cukup suka), aroma 3,00 (cukup suka), keasaman 2,91 (tidak suka) dan keseluruhan 3,06 (cukup suka).