Penguraian Lendir pada Pengolahan Kopi Biji Robusta secara Basah menggunakan NATRIUM BIKARBONAT
Abstract
Pengolahan buah kopi robusta menjadi kopi biji dapat dilakukan dengan cara
kering dan cara basah. Untuk meningkatkan mutu kopi robusta dapat dilakukan
dengan pengolahan secara basah. Pengolahan kopi robusta secara basah
menghasilkan kopi yang bermutu baik karena dilakukan proses sortasi serta terdapat
tahap proses fermentasi yang bertujuan menghilangkan lendir yang melekat pada
permukaan biji untuk memilih buah yang masak dan baik. Lendir yang menempel
pada permukaan kulit tanduk biji kopi utamanya terdiri dari senyawa pectin dan gula,
sehingga apabila dilakukan dapat mempercepat proses pengeringan biji kopi.
Penghilangan lendir juga dapat dilakukan dengan cara kimia serta dapat
mempersingkat waktu dengan perendaman dalam larutan Na-bikarbonat. Nabikarbonat
bersifat basa sehingga berperanan menghidrolisis pektin. Namun
konsentrasi dan lama perendaman yang tepat belum diketahui sehingga perlu
dilakukan penelitian. Tujuan penelitian untuk (1) mengetahui pengaruh konsentrasi
larutan kapur pada penguraian lendir terhadap sifat-sifat kopi biji Robusta, (2)
mengetahui pengaruh lama perendaman dalam larutan kapur pada penguraian lendir
terhadap sifat-sifat kopi biji Robusta, dan (3) memperoleh konsentrasi dan lama
perendaman yang tepat dalam larutan kapur untuk penguraian lendir hingga
dihasilkan kopi biji Robusta dengan sifat-sifat baik.
Penelitian dilaksanankan di Laboratorium Rekayasa Proses Hasil Pertanian
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknolog Pertanian Universitas Jember
dan Laboratorium Pasca Panen Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
Kaliwining – Jember pada bulan April–Juli 2010. Penelitian disusun menggunakan
rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu: Konsentrasi Na-bikarbonat
(A): 1%, 2%, dan 3% dan lama perendaman (B): 1,5 dan 3 jam dengan 3 ulangan.
Parameter pengamatan utama meliputi pengukuran kadar air, warna kopi HS kering,
warna kopi biji, rasio kopi biji dengan kopi biji HS kering, pH seduhan, kadar abu,
kealkalian abu, dan citarasa. Pengamatan penunjang dilakukan terhadap filtrat sisa
perendaman, meliputi pH, total padatan terlarut (Total Soluble Solid, TSS), dan
viskositas. Untuk menentukan perlakuan terbaik digunakan uji efektivitas.
Perlakuan yang menghasilkan kopi biji terbaik adalah A2B1 (konsentrasi Nabikarbonat
2% dan lama perendaman 1,5 jam). Kopi biji yang dihasilkan memiliki
kadar air 6,68%; warna kopi HS kering 37,77; warna kopi biji 41,43; rasio kopi biji
dengan kopi biji HS kering 84,27; pH seduhan 5,67; kadar abu 4,81%; kealkalian abu
46,03 ml.N.NaOH/100 g; nilai quality of fragrance 6,9 (netral); nilai intensity of
fragrance 6,8 (agak kuat); nilai quality of aroma 6,8 (netral); nilai intensity of aroma
6,6 (agak kuat); nilai quality of flavor 6,5 (netral); nilai intensity of flavor 6,5 (agak
kuat); nilai body 6,5 (agak kuat); nilai bitterness 6,5 (agak kuat); nilai astringency 4,9
(agak lemah); nilai quality of after taste 6,7 (netral); nilai intensity of after taste 6,3
(agak kuat); nilai clean cup 9,5 (sangat baik); nilai balance 6,4 (agak kuat); dan nilai
prefference (preferensi) 6,5 (netral).