Show simple item record

dc.contributor.authorEli Wahyuni
dc.date.accessioned2013-12-10T03:45:13Z
dc.date.available2013-12-10T03:45:13Z
dc.date.issued2013-12-10
dc.identifier.nimNIM061510201108
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/7328
dc.description.abstractKopi (Coffea spp. L.) merupakan salah satu komoditi perkebunan yang masuk dalam katagori komoditi strategis. Komoditi ini penting karena memenuhi kebutuhan domestik maupun sebagai komoditi ekspor penghasil devisa negara. Kabupaten Jember merupakan wilayah yang potensial untuk ditanami kopi. Selain diusahakan oleh rakyat kopi juga dikelola oleh pihak BUMN (PT. Perkebunan Nusantara XII), Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) dan swasta. Total areal perkebunan kopi di Kabupaten Jember 16.882 Ha dengan pengusahaan kopi rakyat seluas 4.911 Ha yang tersebar di 27 kecamatan dengan areal terluas berada di Kecamatan Silo. Selanjutnya sebanyak 14 kebun dengan luas areal 6.009 Ha dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII), 7 kebun seluas 2.267 Ha dikelola oleh Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) dan 10 kebun dengan luas areal 3.695 Ha dikelola oleh pihak swasta. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) trend produksi kopi di Kabupaten Jember, (2) apakah terdapat keunggulan komparatif dan kompetitif dalam pengusahaan kopi di Kabupaten Jember, (3) dampak dari kebijakan pemerintah terhadap pengusahaan kopi di Kabupaten Jember. Penentuan daerah penelitian dilakukan berdasarkan metode sengaja (purposive method) di Kabupaten Jember. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode analisis yang digunakan untuk trend produksi adalah trend kuadrat terkecil (least square method), sedangkan daya saing produksi menggunakan analisis PAM (Policy Analysis Matrix). Hasil analisis menunjukkan bahwa : (1) Trend produksi kopi di Kabupaten Jember cenderung meningkat yang ditunjukan dengan nilai trend Y=18048,96+350,28X. Hal ini berarti bahwa produksi kopi di Kabupaten Jember setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 350,28 kw per ha, (2) Kabupaten Jember memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang ditunjukkan oleh nilai koefisien DRC dan PCR yang lebih kecil dari satu yaitu 0,35 dan 0,50 yang berarti bahwa untuk menghasilkan satu-satuan nilai tambah output hanya diperlukan korbanan sumberdaya domestik yang lebih kecil dari satu, sehingga Kabupaten Jember akan lebih menguntungkan untuk meningkatkan produksi dalam negeri dibandingkan mengimpor, (3) Kebijakan pemerintah tidak berdampak positif terhadap pengembangan produksi kopi di Kabupaten Jember yang ditunjukkan oleh nilai koefisien DRC lebih baik dari pada nilai koefisien PCR, dan nilai koefisien NPCO yang lebih kecil dari satu yang berarti bahwa petani menerima harga yang lebih rendah dibandingkan harga sosialnya, meskipun kebijakan pemerintah berdampak positif terhadap input namun tidak berarti apa-apa bagi petani karena petani tetap tidak dapat mengembangkan produksinya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061510201108;
dc.subjectkopi, Produksi, Daya saing, Kebijakan.en_US
dc.titleAnalisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah terhadap Pengembangan Produksi Kopi di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record