dc.description.abstract | Jantung pisang adalah sumber bahan makanan yang belum dioptimalkan
kegunaannya. Jantung pisang biasanya dipotong agar tidak menghambat
pertumbuhan buah dan mencegah penyakit pada tanaman pisang, sehingga
dianggap sebagai limbah. Hal tersebut dapat diamati dari harga jantung pisang
yang tergolong rendah, yaitu hanya Rp 2.000,00 – Rp 3.000,00 perbuah di pasar
tradisional. Kandungan dalam setiap 25 gram jantung pisang terdapat 31 kkal,
10,5 gram karbohirat, 3,25 gram lemak dan 1,2 gram protein. Selain itu juga
terdapat kandungan mineral (fosfor, kalsium, dan zat besi) dan vitamin (A, B1,
dan C) serta serat pangan (Laurencius, 2012).
Terus meningkatnya inovasi abon menunjukkan bahwa olahan ini
memiliki peluang yang menjanjikan di pasar Indonesia. Meneruskan inovasi abon
dari bahan nabati, abon jantung pisang yang dibahas peneliti memiliki pangsa
pasar semua kalangan. Salah satu contohnya adalah kalangan yang tidak dapat
mengkonsumsi makanan berbasis hewani seperti penderita hipertensi,
hiperkolesterol, gangguan pencernaan dan batu empedu. Tersedianya abon nabati
dapat menjadi alternatif konsumsi bagi kalangan penderita penyakit degeneratif
tersebut. Selain Jantung pisang sebagai bahan baku utama, produk abon yang akan
dibuat juga menggunakan campuran keluwih. Tujuan utama penambahan keluwih
ini adalah untuk meningkatkan kemantapan karakteristik produk seperti yang
diketahui bahwa sifat fisik olahan keluwih memiliki karakteristik menyerupai
daging. Sehingga diharapkan meskipun berbahan dasar nabati tetapi tetap
menyerupai produk abon hewani.
Tujuan pertama penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi bahan
dasar yang sesuai untuk abon jantung pisang yang digemari konsumen. Kemudian
tujuan kedua adalah untuk mengetahui kandungan gizi / nutrisi yang terdapat pada
abon jantung pisang. Tujuan terakhir penelitian ini adalah menganalisis kelayakan
finansial usaha abon jantung pisang.
Penelitian ini terdiri dari satu tahap pendahuluan yakni pembuatan abon
jantung pisang dan tiga tahap percobaan yakni penentuan formula terbaik dengan
uji organoleptik dengan parameter mutu tekstur, warna, aroma, rasa dan
keseluruhan, uji kandungan kimia dengan parameter kadar air, kadar serat, kadar
lemak, kadar protein dan kadar abu dan tahap terakhir adalah uji kelayakan
finansial dengan parameter net present value, payback period, benefit / cost rasio,
break even point, dan internal rate return.
Berdasarkan hasil uji organoleptik yang kemudian dilanjutkan uji
efektifitas maka didapat perlakuan terbaik adalah kombinasi P4 (jantung pisang
60% : keluwih 40%) dengan nilai 0,89 dan terbaik kedua adalah kombinasi P3
(jantung pisang 70% : keluwih 30%) dengan nilai 0,64. Kemudian hasil uji
kandungan kimia didapatkan kombinasi P4 memiliki unsur nutrisi lebih unggul
dari pada kombinasi P3 dengan nilai kadar air 9,01%, kadar abu 4,61%, kadar
protein 10,66%, kadar lemak 2,72%, dan kadar serat 0,49%. Sedangkan hasil
perhitungan uji kelayakan finansial diketahui bahwa usaha abon jantung pisang
dengan penambahan keluwih kombinasi P4 layak untuk dijalankan dengan nilai
NPV Rp.13.060.800,-, B/C ratio 1,4, PP 3,9 bulan, BEP dalam Unit 842 pack dan
dalam Rupiah Rp.7.388,- serta IRR 35%. | en_US |