PEMANFAATAN LIMBAH DAUN KERING MENJADI BRIKET UNTUK BAHAN BAKAR TUNGKU
Abstract
Penelitian ditujukan untuk mengetahui karakteristik briket yang berbahan
dasar arang daun kering dan telah dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Alat
dan Mesin Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Jember. Bahan penyusun briket yang digunakan adalah arang daun kering : arang
serbuk kayu (10g : 50g) sebagai perlakuan 1, arang daun kering : arang serbuk
kayu (20g : 40g) sebagai perlakuan 2, arang daun kering : arang serbuk kayu (30g
: 30g) sebagai perlakuan 3, arang daun kering : arang serbuk kayu (40g : 20g)
sebagai perlakuan 4, arang daun kering : arang serbuk kayu (50g : 10g) sebagai
perlakuan 5. Penelitian karakteristik briket ini meliputi dimensi briket (untuk
mengetahui gaya tekan) kadar air, laju pembakaran, kadar abu, jumlah energi
output, suhu air dalam panci, dan suhu pembakaran briket. Hasil uji yang didapat
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan ANOVA.
Pada P1 memiliki nilai rata-rata gaya tekan paling tinggi yaitu sebesar
2667343,65 N dan P4 memiliki nilai rata-rata gaya terendah yaitu 2465214 N.
Hasil pengujian ANOVA untuk gaya tekan tidak ada perbedaan yang signifikan.
Pengujian kadar air tertinggi terdapat pada P1 dengan nilai rata-rata 6,14 % dan
nilai rata-rata terendah pada P5 yaitu 5,08 %. Hasil uji ANOVA untuk kadar air
tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk uji laju pembakaran P5 memiliki nilai
tertinggi yaitu 0,0064 g/s sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada P1 dan
P3 yaitu 0,0054 g/s. Hasil uji ANOVA laju pembakaran memiliki perbedaan yang
signifikan. Pada uji kadar abu P4 memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 31,4 %
sedangkan P2 memiliki nilai rata-rata terendah yaitu 22,1 %. Hasil uji ANOVA
untuk kadar abu terjadi perbedaan yang signifikan. Pada jumlah energi P4
memiliki nilai tertinggi yaitu 145320 J dan P2 memiliki nilai terendah yaitu
121800 J. Hasil uji ANOVA untuk jumlah energi tidak memilki perbedaan yang
viii
signifikan. Pada P5 memiliki nilai rata-rata suhu air dalam panci tertinggi yaitu
51,30 °C dan P3 memiliki nilai rata-rata terendah yaitu 49,25 °C. Uji ANOVA
untuk suhu air tidak memilki perbedaan yang signifikan. Pada P5 memiliki nilai
rata-rata suhu pembakaran tertinggi yaitu 141,26 °C dan P3 memiliki nilai ratarata
terendah yaitu 106,74 °C. Uji ANOVA untuk suhu pembakaran tidak memilki
perbedaan yang signifikan.