FORMULASI DAN KARAKTERISASI SAUS BERBAHAN BAKU HIDROLISAT HASIL HIDROLISIS ENZIMATIK DARI IKAN INFERIOR
Abstract
Perkembangan industri pangan menuntut perusahaan makanan untuk
melakukan sebuah inovasi produk dari bahan alami yang berkualitas. Bahan alami
yang potensial untuk dikembangkan adalah ikan inferior yang jumlahnya sangat
melimpah, namun pemanfaatannya belum optimal. Ikan inferior ini dimanfaatkan
untuk pembuatan hidrolisat protein dengan menggunakan proses hidrolisis secara
enzimatik. Proses hidrolisis enzimatik ini menggunakan enzim protease biduri dan
papain. Hidrolisat protein dari ikan inferior ini dapat digunakan sebagai bahan
baku bumbu penyedap alami tanpa adanya campuran dari asam amino sintetis.
Hasil penelitian Mananda (2013), hidrolisat ikan inferior ini terdiri dari 3 jenis
ikan yaitu ikan Sebelah, ikan Bibisan dan ikan Baji-baji dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan saus ikan yang nantinya akan diaplikasikan pada masakan.
Dalam pembuatan saus ikan ini perlu ditambahkan bahan pengental seperti
maltodekstrin atau CMC dengan rasio yang tepat untuk menghasilkan sifat-sifat
saus ikan yang baik dan disukai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
karakteristik saus ikan yang dihasilkan serta perbandingan maltodekstrin atau
CMC yang tepat sebagai bahan pengental saus dari hidrolisat ikan inferior secara
enzimatik.
Penelitian ini dilakukan tiga tahap. Tahap pertama yaitu tahap preparasi
yang diawali dengan membuat produk hidrolisat basah ikan inferior dengan
perbandingan antara enzim biduri dan enzim papain 70%:30%; tahap kedua yaitu
tahap utama adalah pembuatan saus ikan dari produk hidrolisat basah ikan
inferior, dengan menambahkan maltodekstrin dan CMC dengan rasio penambahan
berbeda masing-masing perlakuan ada empat yaitu hidrolisat basah dengan penambahan bahan pengental maltodekstrin 1%, hidrolisat basah dengan
penambahan bahan pengental CMC 1%, hidrolisat basah dengan penambahan
bahan pengental maltodekstrin 0,5% + CMC 0,5%, hidrolisat basah tanpa
penambahan bahan pengental maltodekstrin maupun CMC, dan tahap ketiga yaitu
dilakukan analisa viskositas, produk Maillard, warna, kadar protein terlarut
(Metode Lowry), kadar abu, kadar protein (Metode Kjeldahl), uji organoleptik,
dan uji efektivitas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif setiap perlakuan
diulang tiga kali ulangan. Penyajian data dalam bentuk histogram dan masingmasing
disertai dengan standar deviasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik saus ikan yang
dihasilkan dari penambahan jenis bahan pengental CMC 1% memiliki sifat saus
yang baik jika dibanding dengan penambahan bahan pengental maltodekstrin 1%,
maltodekstrin 0,5% + CMC 0,5% maupun tanpa penambahan bahan pengental.
Penambahan bahan pengental CMC 1% pada saus ikan inferior memiliki nilai
viskositas yang lebih kental sebesar (9,79 Pa.S), produk Maillard yang tinggi
sebesar (0,43 AU), tingkat kecerahan yang lebih cerah sebesar (44,38). Sementara
tanpa penambahan jenis bahan pengental baik maltodekstrin maupun CMC 1%
menghasilkan saus ikan dengan kadar protein terlarut sebesar (8,425 mg/ml),
kadar abu sebesar (2,68%), dan kadar protein yang tinggi sebesar (7,52%).
Penambahan CMC 1% merupakan perlakuan paling tepat berdasarkan hasil uji
efektivitas dengan nilai yang paling tinggi sebesar (0,772). Saus yang dihasilkan
lebih disukai panelis secara keseluruhan baik dari parameter warna, aroma, rasa
dan kekentalan dengan nilai berkisar (3,23) (agak suka – suka).