dc.description.abstract | Lahan pesisir pantai di Desa Kepanjen Kabupaten Jember sudah lama
dilakukan budidaya pertanian dan terus mengalami perluasan. Akan tetapi
banyak permasalahan yang timbul sehingga menyebabkan lahan tersebut menjadi
tidak produktif lagi. Lahan pesisir Desa Kepanjen Kecamatan Gumuk Mas pada
tahun 2001 masih berproduksi dengan maksimal yang bisa digunakan untuk
budidaya tanaman pangan ataupun hortikultura, akan tetapi setelah rusaknya kelep
penahan air laut maka lahan tersebut tidak mampu berproduksi dengan maksimal.
Lahan pertanian milik warga yang seluas kurang lebih 800 hektar menjadi tidak
bisa berproduksi kembali. Diduga karena luapan air laut yang banyak
mengandung unsur Khlor dan Natrium yang membuat lahan tersebut menjadi
salin. Penelitian bertujuan untuk mempelajari kualitas tanah pada lahan yang
terkena luapan air laut selama 13 tahun tersebut apakah kualitas tanahnya
mendukung untuk produksi tanaman pangan atau hortikultura. Penelitian ini
dilaksanakan dengan metode survei tanah yang dilakukan di kedua sisi aliran
luapan air laut sepanjang 3 km. Parameter-parameter penelitian yang diamati
yaitu pH tanah, kandungan C-organik, DHL, KTK, N, P dan K, struktur, tekstur
tanah, kelerengan, curah hujan, suhu, vegetasi, draenase dan kedalaman tanah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pembatas untuk pertumbuhan
tanaman, pada lahan yang terkena dampak luapan air laut adalah salinitas yang
sangat tinggi. Dari seluruh areal lokasi penelitian memiliki nilai salinitas yang
sangat tinggi yaitu lebih dari 5 mmhos/cm yang menyebabkan tanaman menjadi
tidak tumbuh. Dari hasil analisis kualitas tanah pada lahan yang terkena luapan air
laut termasuk dalam kategori sedang sampai dengan baik. Akan tetapi karena
salinitas yang tinggi menyebabkan kesesuaian lahan untuk tanaman pangan (Padi) pada lahan tersebut menjadi tidak sesuai (N). | en_US |