PEMETAAN POTENSI SEKAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Sekam merupakan hasil samping produksi padi yang pemanfaatannya
kurang optimal. Jika bisa dimanfaatkan dengan optimal sekam mampu
dikembangkan menjadi energi alternatif yang dapat mengurangi konsumsi bahan
bakar fosil yang selama ini menjadi sumber energi utama. Reaktor gasifikasi
mampu mengubah sekam sebagai biomassa menjadi gas. Kabupaten Jember
memiliki luas sawah yang ditanami padi seluas 78.815 hektar sehingga sekam
yang dihasilkan cukup banyak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data jumlah produksi sekam di
Kabupaten Jember serta perhitungan energi sekam dengan produksi sekam yang
tersedia dan potensi energi sekam di Kabupaten Jember. Penelitian ini diharapkan
dapat memberi pengetahuan tentang energy altenatif baru sehingga pembaca dapat
memanfaatkan sekam dengan sebaik mungkin dan dapat menghemat energi.
Penelitian dilaksanakan di beberapa tempat penggilingan padi (mengambil
tiga sampel tiap kecamatan) dan usaha pengguna sekam di Kabupaten Jember.
Ada 31 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Jember. Masing-masing kecamatan
diambil 3 sampel RMU (Rice Milling Unit).
Hasil survey di lapangan menunjukkan bahwa Kabupaten Jember dengan
luas sawah 78.815 hektar setara dengan 88.272 ton sekam dalam satu musim
tanam. Di Kabupaten Jember sekam dimanfaatkan untuk proses pembakaran batu
bata, peternakan ayam, sebagai media tanam, dryer untuk pengeringan gabah dan
proses pengasapan tembakau. Sebagian besar sekam yang dibeli didistribusikan ke
pengusaha batu bata, sisanya untuk peternak ayam dan pengasapan tembakau,
dengan harga rata-rata Rp 716.417,00 per truk. Total sekam yang dihasilkan oleh
RMU di Kabupaten Jember 641,048 ton per hari, setara dengan energi sebesar
8.077.204,8 Kj per hari. Pengembangan alat gasifikasi di Kabupaten Jember layak
jika harga sekam dibawah Rp 383,00/kg.
Jurusan Teknik Pertanian Universitas Jember memiliki alat gasifikasi,
namun alat ini masih memiliki efisiensi yang rendah. Oleh karena itu perlu
perbaikan agar lebih efisien sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan
masyarakat.