Pengaruh Beberapa Jenis Insektisida Nabati Terhadap Hama Spodoptera litura F. dan Hama Helicoverpa armigera H.
Abstract
Petani selama ini bergantung pada penggunaan insektisida kimia dalam
mengendalikan hama tanaman. Adanya kesadaran atas dampak yang diakibatkan
oleh penggunaan insektisida kimia yang dapat merusak lingkungan semakin
meningkat, sehingga diperlukan pengganti insektisida yang ramah lingkungan.
Salah satu alternatif pilihannya adalah penggunaan insektisida nabati yaitu dengan
menggunakan bahan- bahan yang tersedia di alam, misalnya mimba, mindi dan
tembakau. Secara empiris petani telah menggunakan ketiga bahan untuk
mengendalikan hama ulat dengan cara tradisional menggunakan pelarut air.
Namun perbandingan antara ketiga bahan yang digunakan masih belum pernah
dilakukan. Sehingga peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan
tujuan mengetahui efektivitas insektisida nabati tanaman mimba, mindi dan
tembakau dalam mengendalikan hama S. litura dan hama H. armigera serta
mengetahui perubahan mofologi dari serangga uji setelah dipalikasi.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Hama dan
Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember. dilakukan selama 6
bulan yang dimulai pada bulan Oktober sampai Maret 2011. Pembuatan ekstrak
dari ketiga bahan yaitu dengan cara dikering anginkan dan dihaluskan
menggunakan blender . Mengambil 0,4 gram serbuk halus dan memasukkannya
kedalam toples dengan menambahkan 100 ml aquades, kemudian diaduk hingga
tercampur menjadi larutan homogen dan didiamkan ± 24 jam kemudian disaring,
sehingga didapat larutan dengan kosentrasi 0,4%. Metode yang digunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan,
menggunakan kosentrasi 0,4% diaplikasikan secara oral terhadap hama S.litura
dan hama H.armigera. Data dianalisis dengan análisis varians, sedangkan beda
antar perlakuan diuji dengan Duncan pada taraf 5%. Data mortalitas digunakan
untuk menghitung LT50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada pengamatan 72 JSP, ekstrak
tembakau tidak berbeda nyata dengan ekstrak mindi namun berbeda sangat nyata
dengan ekstrak mimba terhadap mortalitas S.litura dengan nilai mortalitas
tembakau 70,00%, mimba 96,66% dan mindi 83,33%. Sedangkan pada
H.armigera, ekstrak tembakau tidak berbeda nyata dengan mimba dan mindi.
Namun ekstrak mimba sangat berbeda nyata dengan mindi, dimana nilai
mortalitas tembakau 83,33%, mimba 93,33% dan mindi 76,66%.
Toksisitas ekstrak daun mimba, mindi dan tembakau dapat dibedakan
berdasarkan mortalitas yang diakibatkan pada serangga sasaran dan nilai LT
Dari ketiga bahan tersebut yang bernilai LT
terkecil sampai tertinggi pada larva
S.litura menggunakan ekstrak mimba selama 21,345 jam, ekstrak tembakau
selama 22,991 dan ekstrak mindi 26,716 jam. Sedangkan, pada larva H.armigera
menggunakan ekstrak tembakau selama 19,376 jam dengan diikuti penggunaan
ekstrak mimba selama 22,475 jam, dan ekstrak mindi selama 28,933 jam.
50
Ekstrak daun mimba dan mindi dapat membuat ulat mengalami
ketidaknormalan dalam proses metamorphosis serta dapat membuat ulat yang
telah menjadi ngengat tidak dapat menghasilkan telur. Berbeda dengan ekstrak
tembakau yang tidak mempengaruhi proses metamorfosis ulat.
Disimpulkan bahwa dari ketiga bahan yang digunakan, ektrak daun mimba
lebih efektif untuk mengendalikan S.litura sedangkan untuk H.armigera, ekstrak
mimba dan tembakau sama- sama efektif.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]