KARAKTER FISIOLOGIS BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) KLON BP 409 DAN BP 936 PADA PERSENTASE KAPASITAS LAPANG YANG BERBEDA
Abstract
Kopi (Coffea sp) merupakan komoditas perkebunan unggulan yang berkontribusi
besar terhadap perekonomian Indonesia. Produksi kopi nasional tahun 2013
mengalami penurunan sebesar 7,73 ribu ton dibandingkan tahun 2012, sedangkan
konsumsi kopi di Indonesia diprediksi meningkat 20% setiap tahun. Budidaya
kopi umumnya hanya mengandalkan curah hujan sebagai sumber pengairan bagi
tanaman. Musim kemarau yang panjang dan perubahan iklim yang ekstrim
berdampak negatif terhadap budidaya tanaman, contohnya kekeringan.
Kekeringan ditandai oleh rendahnya tingkat kapasitas lapang media tanam. Hal ini
dapat mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman, khususnya proses fisiologis
tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan karakter
fisiologis dua klon kopi robusta pada persentase kapasitas lapang media yang
berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sumber Jeruk, Kecamatan Kalisat,
Kabupaten Jember, dan untuk analisis fisiologis tanaman dilakukan di
Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Jember mulai
Januari hingga Mei 2015. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) pola faktorial 2x4 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah
macam klon kopi yakni klon BP 409 dan BP 936, sedangkan faktor kedua adalah
persentase kapasitas lapang dengan 4 taraf. Variabel pengamatan meliputi: 1)
konduktivitas stomata, 2) kandungan total klorofil, 3) kandungan klorofil a, 4)
kandungan klorofil b, 5) kandungan sukrosa daun, 6) kandungan gula reduksi, 7)
kandungan protein terlarut, 8) tinggi tanaman, dan 9) laju pertumbuhan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara macam klon kopi
dan tingkat kapasitas lapang media. Klon BP 409 memiliki kandungan klorofil a,
protein terlarut, dan tinggi tanaman lebih tinggi daripada klon BP 936. Kondisi
25% kapasitas lapang mengakibatkan konduktivitas stomata paling rendah, namun kandungan gula reduksi paling tinggi. Kondisi 25% dan 50% kapasitas lapang
juga mengakibatkan tinggi tanaman dan laju pertumbuhan paling rendah.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]