ANALISIS DEFISIT DEBIT DAS MENGGUNAKAN METODE AMBANG BATAS (Threshold Level Method) Studi Kasus UPT PSDA (Malang, Madiun, dan Bojonegoro)
Abstract
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli 2014 sampai dengan Desember
2014. Studi dilakukan pada 24 DAS terbagi dalam 3 balai UPT PSDA yaitu balai
UPT PSDA Malang, Bojonegoro, dan Madiun. 24 DAS tersebut yaitu (1) DAS
Bacem, (2) DAS Lebaksari, (3) DAS Jabon, (4) DAS Baros, (5) DAS Temon, (6)
DAS Keser, (7) DAS Duren Kebak, (8) DAS Pundensari, (9) DAS Nambangan,
(10) DAS Magetan, (11) DAS Kauman, (12) DAS Napel, (13) DAS Madiun
Ngawi, (14) DAS Kedungpring, (15) DAS Ngindeng, (16) DAS Cepu, (17) DAS
Setren, (18) DAS Pejok, (19) DAS Babat, (20) DAS Gandek, (21) DAS
Merakurak, (22) DAS Genaharjo, (23) DAS Singgahan, dan (24) DAS Belikanget.
Perhitungan yang dihasilkan dari metode TLM adalah nilai ambang batas debit
minimal pada suatu DAS, nilai ambang batas debit didapatkan dari penentuan
persentil 80 dari data rekaman debit yang digunakan, sehingga setiap kejadian
debit terekam berada di bawah nilai ambang batas yang telah ditentukan akan
dinilai sebagai kejadian defisit air.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada 24 DAS yang diamati,
diketahui bahwa luas DAS tidak berpengaruh langsung terhadap besar dan
kecilnya nilai ambang batas debit karena untuk menentukan nilai ambang batas
debit hanya diperlukan rekaman data debit aliran sungai tanpa memperhitungkan
luas DAS. Dari hasil analisis debit DAS yang dilakukan didapatkan nilai ambang
batas terbesar terdapat di DAS Pundensari dengan nilai ambang batas defisit
sebesar 45 m3/s, dan nilai ambang batas terkecil terdapat di DAS Duren Kebak dengan
nilai ambang batas defisit sebesar 0,01 m3/s. DAS dengan frekuensi defisit debit
terbesar adalah pada DAS Pundensari yang mengalami 18 kali peristiwa defisit >7
hari, dan DAS dengan frekuensi defisit debit terkecil adalah pada DAS Belikanget
yang mengalami 2 kali peristiwa defisit >7 hari sepanjang periode yang diamati.
Saat luas DAS ≤4000 Km2 nilai ambang batas cenderung bernilai 0 sampai dengan
1 m3/s, sedangkan Saat luas DAS ≥4000 Km2 nilai ambang batas cenderung
bernilai ≥1 m3/s. dari hasil perhitungan defisit debit, terbukti bahwa luas sawah
yang besar belum tentu berpengaruh terhadap terjadinya defisit debit, akan tetapi
ketersediaan debit DAS terukur yang sangat berpengaruh terhadap ambang batas
defisit, semakin besar debit minimum yang tersedia (Q80) maka kemungkinan
terjadinya defisit debit DAS akan semakin kecil.