• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Agricultural Technology
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Agricultural Technology
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    KAJIAN PENETAPAN URUTAN PRIORITAS PERBAIKAN BENDUNG BERBASIS PENGELOLAAN ASET IRIGASI (PAI) (STUDI KASUS DI UPTD BANGSALSARI)

    Thumbnail
    View/Open
    Desy Indah P. - 101710201029.pdf (2.297Mb)
    Date
    2015-12-01
    Author
    INDAH P., Desy
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa aset irigasi di wilayah UPTD Bangsalsari mengalami penurunan kondisi dan fungsi. Dari 24 bendung, 14 bendung dengan kondisi baik, 7 bendung dengan kondisi rusak ringan, 2 bendung dengan rusak sedang, dan 1 bendung dengan rusak berat. Pada hasil penilaian keberfungsian aset, 14 bendung berfungsi baik, 8 bendung kurang berfungsi, 1 bendung dengan fungsi yang buruk, dan 1 bendung tidak berfungsi. Penilaian juru didapatkan, kondisi baik terdapat 9 bendung, 10 bendung dengan kondisi rusak ringan, 4 bendung dengan kondisi rusak sedang, dan 1 bendung dengan kondisi rusak berat. Penilaian untuk keberfungsian, 10 bendung berfungsi baik, 10 bendung memiliki keberfungsian kurang, 3 bendung dengan keberfungsian buruk, dan 1 bendung tidak berfungsi. Dari hasil pengujian korelasi Spearman Rank didapatkan bahwa dari ke 5 variabel, 2 variabel mempengaruhi penelitian yaitu kemiringan lereng dan usia juru. Pada penilaian untuk kemiringan lereng datar didapatkan hasil yang tidak berbeda antara metode PAI dengan juru, sedangkan pada kemiringan agak landai didapatkan hasil yang berbeda dari penilaian metode PAI. Hal ini dikarenakan bahwa semakin besar kemiringan lereng maka akan semakin sulit dalam melakukan penilaian kondisi dan keberfungsian aset irigasi. Selain itu kerusakan yang terjadi pada kemiringan agak landai lebih banyak dibandingkan dengan kerusakan yang terjadi pada kemiringan datar. Sedangkan pada variabel usia, pada juru yang berusia 36 tahun didapatkan hasil penilaian yang sama atau tidak berbeda antara penilaian metode PAI dengan juru sedangkan untuk juru dengan usia 46 tahun didapatkan hasil penilaian yang berbeda antara metode PAI dengan juru. Hal ini dikarenakan kemampuan yang dimiliki juru dengan usia yang lebih tua semakin menurun sehingga menyebabkan penilaiannya berbeda dengan metode PAI. Juru dengan usia yang lebih muda mampu menilai kondisi dan keberfungsian aset irigasi secara tepat dengan mengikuti pelatihan dan pembinaan juru sehingga dapat mudah menyerap dan menerapkan prosedur pelaksanaan inventarisasi aset irigasi dengan benar.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65358
    Collections
    • UT-Faculty of Agricultural Technology [2756]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository