KAJIAN PENETAPAN URUTAN PRIORITAS PERBAIKAN BENDUNG BERBASIS PENGELOLAAN ASET IRIGASI (PAI) (STUDI KASUS DI UPTD BANGSALSARI)
Abstract
Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa aset irigasi di wilayah UPTD
Bangsalsari mengalami penurunan kondisi dan fungsi. Dari 24 bendung, 14
bendung dengan kondisi baik, 7 bendung dengan kondisi rusak ringan, 2 bendung
dengan rusak sedang, dan 1 bendung dengan rusak berat. Pada hasil penilaian
keberfungsian aset, 14 bendung berfungsi baik, 8 bendung kurang berfungsi, 1
bendung dengan fungsi yang buruk, dan 1 bendung tidak berfungsi. Penilaian juru
didapatkan, kondisi baik terdapat 9 bendung, 10 bendung dengan kondisi rusak
ringan, 4 bendung dengan kondisi rusak sedang, dan 1 bendung dengan kondisi
rusak berat. Penilaian untuk keberfungsian, 10 bendung berfungsi baik, 10
bendung memiliki keberfungsian kurang, 3 bendung dengan keberfungsian buruk,
dan 1 bendung tidak berfungsi. Dari hasil pengujian korelasi Spearman Rank
didapatkan bahwa dari ke 5 variabel, 2 variabel mempengaruhi penelitian yaitu
kemiringan lereng dan usia juru. Pada penilaian untuk kemiringan lereng datar
didapatkan hasil yang tidak berbeda antara metode PAI dengan juru, sedangkan
pada kemiringan agak landai didapatkan hasil yang berbeda dari penilaian metode
PAI. Hal ini dikarenakan bahwa semakin besar kemiringan lereng maka akan
semakin sulit dalam melakukan penilaian kondisi dan keberfungsian aset irigasi.
Selain itu kerusakan yang terjadi pada kemiringan agak landai lebih banyak
dibandingkan dengan kerusakan yang terjadi pada kemiringan datar. Sedangkan
pada variabel usia, pada juru yang berusia 36 tahun didapatkan hasil penilaian
yang sama atau tidak berbeda antara penilaian metode PAI dengan juru sedangkan
untuk juru dengan usia 46 tahun didapatkan hasil penilaian yang berbeda antara
metode PAI dengan juru. Hal ini dikarenakan kemampuan yang dimiliki juru
dengan usia yang lebih tua semakin menurun sehingga menyebabkan penilaiannya
berbeda dengan metode PAI. Juru dengan usia yang lebih muda mampu menilai
kondisi dan keberfungsian aset irigasi secara tepat dengan mengikuti pelatihan
dan pembinaan juru sehingga dapat mudah menyerap dan menerapkan prosedur
pelaksanaan inventarisasi aset irigasi dengan benar.