ANALISIS PENGARUH VARIASI DENSITAS ECENG GONDOK (Eichornia Crassipes (Mart.) Solm) PADA FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR KOPI
Abstract
Kopi adalah komoditas pertanian yang berpotensi untuk dibudidayakan di
Indonesia. Untuk mendapatkan kualitas biji terbaik, maka perlu digunakan
teknologi pasca panen pada pengolahan kopi. Salah satu teknologi pasca panen
yang digunakan adalah pengolahan kopi semi basah. Namun dalam prosesnya,
pengolahan kopi semi basah akan menghasilkan limbah cair yang akan berdampak
buruk apabila dibuang ke lingkungan sekitar Oleh karena itu diperlukan sebuah
pengolahan limbah secara alami untuk mengurangi konsentrasi bahan organik
yang ada di dalam limbah cair. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah
fitoremediasi menggunakan tanaman eceng gondok. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui karakteristik limbah cair kopi, karakteristik tanaman
eceng gondok dan nilai efisiensi terbaik pada fitoremediasi menggunakan tanaman
eceng gondok.
Perlakuan pada penelitian ini diulang sebanyak 2 kali, masing-masing
selama 14 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yang berbeda yang didasarkan
pada jumlah densitas dari tanaman eceng gondok. Akuarium A menggunakan
densitas sebesar 20 gram/liter eceng gondok, akuarium B menggunakan densitas
sebesar 30 gram/liter eceng gondok, akuarium C menggunakan densitas sebesar
40 gram/liter eceng gondok dan akuarium D tanpa menggunakan eceng gondok.
Pada semua akuarium dipasang aerator untuk memberikan suplai oksigen pada
akuarium tersebut. Parameter yang diamati meliputi suhu limbah, volume limbah,
turbiditas, total padatan terlarut, total padatan tersuspensi, COD, BOD, phosphor,
nitrogen dan pH.
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil rata-rata nilai
efisiensi terbaik dari semua perlakuan. Perlakuan yang memiliki rata-rata nilai
efisiensi paling baik dalam fitoremediasi ini adalah akuarium C dengan densitas
sebesar 40 gram/liter dengan rata-rata nilai efisiensi sebesar 69,07%. Kemudian
akuarium B dengan rata-rata nilai efisiensi sebesar 68,27% dan akuarium C
dengan rata-rata nilai efisiensi sebesar 63,79%. Untuk rata-rata nilai efisiensi
paling rendah pada fitoremediasi ini dimiliki oleh akuarium D dengan rata-rata
nilai efisiensi sebesar 50,26%. Pada penelitian ini tanaman eceng gondok tidak
mampu bertahan lebih dari 14 hari dalam fitoremediasi. Bagian tanaman yang
terlebih dahulu mengalami kematian adalah daun, tangkai dan terakhir bagian
akar.