PENGARUH DOSIS DOLOMIT DAN MACAM BAHAN ORGANIK TERHADAP HASIL DAN KUALITASBENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)
Abstract
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat seiring
dengan pertumbuhan penduduk, akan tetapi hal itu tidak di iringi dengan
produktivitas kedelai di Indonesia yang masih rendah, salah satunya disebabkan
minimnya penyediaan benih kedelai yang bermutu tinggi. Usaha mengatasi
permasalahan tersebut dapat dilakukan melalui Intensifikasi, salah satunya dengan
penyediaan benih kedelai yang memiliki mutu benih yang mampu tumbuh baik
hal tersebut dapat dilakukan dengan cara pemberian dolomit dan bahan organik
pada pertanaman kedelai yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas
benih kedelai.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pemberian dosis dolomit dan
macam bahan organik yang tepat untuk memperoleh hasil dan kualitas benih
kedelai yang maksimal. Penelitian dilaksanakan pada lahan yang terletak di
Agroteknopark Jubung Kabupaten Jember Jawa Timur, pada bulan Juni sampai
Semptember 2014.Sedangkan pengujian daya kecambah benih dilakukan di
Laboratoirum Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Jember pada
bulan September sampai November 2014. Penelitian ini menggunakan Metode
Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor. Fakor pertama
adalah dosis dolomit 0 gram/polibag (D0), 4 gram/polibag (D1), 8 gram/polibag
(D2) dan 12 gram/polibag (D3), sedangkan faktor kedua adalah macam bahan
organik adalah pupuk kompos 320 gram/polibag (B1), pupuk kandang 320
gram/polibag (B2) dan bokashi 320 gram/polibag (B3). Data dianalisis dengan
Anova apabila terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan maka dilanjutkan
dengan menggunakan uji jarak berganda Duncan pada taraf kepercayaan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh interaksi antara dosis dolomit (D)
dan bahan organik (B) berbeda nyata pada parameter jumlah polong perpolibag,
8
jumlah polong hampa perpolibag dan jumlah polong perpolibag. Perlakuan
tunggal dosis dolomit (D) berpengaruh nyata pada berat biji pertanaman (g), berat
biji/produksi per hektar, berat 100 biji (g), daya kecambah (%), kecepatan
berkecambah (%/etmal) dan indeks vigor (cm/%). Sedangkan faktor tunggal
perlakuan bahan organik (B) berbeda nyata pada tinggi tanaman (cm), jumlah
daun (helai) dan berat kering brangkasan (g).
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]