PENGARUH LAMA PEMAKAIAN BARONGAN PADA PEMBARONG REOG PONOROGO TERHADAP RESORPSI TULANG ALVEOLAR REGIO MOLAR PERTAMA DITINJAU DARI GAMBARAN RADIOGRAFI
Abstract
Reog Ponorogo merupakan salah satu kesenian tradisional yang sering
dijumpai dan diminati oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini . Pembarong adalah
salah satu pemeran pada grup Reog Ponorogo yang menggunakan cakotan pada gigi
sebagai pijakan untuk menahan beban dadak merak yang memiliki berat 20-60 kg.
Pada setiap pementasan, pembarong menggunakan barongan kira-kira selama 15-30
menit dan juga latihan minimal satu kali dalam seminggu supaya lebih terampil.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah aktivitas membarong
tersebut dapat menyebabkan trauma oklusal yang terlihat melalui gambaran resorpsi
tulang alveolar pada gambaran radiografi atau tidak.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik. Sampel dipilih berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan dan terbagi dalam tiga kelompok yakni kelompok
pembarong Reog Ponorogo yang telah bermain diatas 5 tahun sebanyak 5 orang,
kelompok pembarong Reog Ponorogo yang bermain kurang dari 5 tahun sebanyak 5
orang dan kelompok bukan pembarong Reog Ponorogo sebanyak 5 orang. Sampel
kemudian dilakukan foto radiografi periapikal dengan teknik paralel pada 2 regio
yakni regio molar pertama kanan dan kiri pada rahang bawah. Hasil foto radiograf
kemudian di interpretasi apakah terjadi resorpsi tulang alveolar atau tidak dengan
melakukan pengukuran dengan penggaris plastik pada cemento-enamel junction
(CEJ) sampai dasar sulkus. Apabila jarak antara cemento-enamel junction (CEJ) dan
dasar sulkus melebihi 2 mm maka dapat dikatakan mengalami tulang alveolar.
6
Analisis data menggunakan uji statistik non parametrik, yaitu uji Kruskal
Wallis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat adanya resorpsi tulang
alveolar regio molar pertama rahang bawah pada kelompok pembarong Reog
Ponorogo. Kelompok pembarong Reog Ponorogo yang telah bermain di atas 5 tahun
mempunyai besar resorpsi tulang alveolar terbesar, kemudian diikuti kelompok
pembarong Reog Ponorogo yang bermain kurang dari 5 tahun dan kelompok bukan
Pembarong Reog Ponorogo.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah aktivitas membarong pada pembarong
reog Ponorogo berpengaruh terhadap terjadinya resorpsi tulang alveolar regio molar
pertama kanan dan kiri rahang bawah. Sedangkan besar resorpsi tulang alveolar pada
kelompok pembarong Reog Ponorogo yang telah bermain di atas 5 tahun lebih tinggi
dibandingkan kelompok pembarong Reog Ponorogo yang bermain kurang dari 5
tahun.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]