• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Dentistry
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Dentistry
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PENGARUH LAMA PEMAKAIAN BARONGAN PADA PEMBARONG REOG PONOROGO TERHADAP RESORPSI TULANG ALVEOLAR REGIO MOLAR PERTAMA DITINJAU DARI GAMBARAN RADIOGRAFI

    Thumbnail
    View/Open
    Aulia Mursyida - 111610101042_1.pdf (545.9Kb)
    Date
    2015-04-08
    Author
    Aulia Mursyida
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Reog Ponorogo merupakan salah satu kesenian tradisional yang sering dijumpai dan diminati oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini . Pembarong adalah salah satu pemeran pada grup Reog Ponorogo yang menggunakan cakotan pada gigi sebagai pijakan untuk menahan beban dadak merak yang memiliki berat 20-60 kg. Pada setiap pementasan, pembarong menggunakan barongan kira-kira selama 15-30 menit dan juga latihan minimal satu kali dalam seminggu supaya lebih terampil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah aktivitas membarong tersebut dapat menyebabkan trauma oklusal yang terlihat melalui gambaran resorpsi tulang alveolar pada gambaran radiografi atau tidak. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik. Sampel dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan terbagi dalam tiga kelompok yakni kelompok pembarong Reog Ponorogo yang telah bermain diatas 5 tahun sebanyak 5 orang, kelompok pembarong Reog Ponorogo yang bermain kurang dari 5 tahun sebanyak 5 orang dan kelompok bukan pembarong Reog Ponorogo sebanyak 5 orang. Sampel kemudian dilakukan foto radiografi periapikal dengan teknik paralel pada 2 regio yakni regio molar pertama kanan dan kiri pada rahang bawah. Hasil foto radiograf kemudian di interpretasi apakah terjadi resorpsi tulang alveolar atau tidak dengan melakukan pengukuran dengan penggaris plastik pada cemento-enamel junction (CEJ) sampai dasar sulkus. Apabila jarak antara cemento-enamel junction (CEJ) dan dasar sulkus melebihi 2 mm maka dapat dikatakan mengalami tulang alveolar. 6 Analisis data menggunakan uji statistik non parametrik, yaitu uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat adanya resorpsi tulang alveolar regio molar pertama rahang bawah pada kelompok pembarong Reog Ponorogo. Kelompok pembarong Reog Ponorogo yang telah bermain di atas 5 tahun mempunyai besar resorpsi tulang alveolar terbesar, kemudian diikuti kelompok pembarong Reog Ponorogo yang bermain kurang dari 5 tahun dan kelompok bukan Pembarong Reog Ponorogo. Kesimpulan dari penelitian ini adalah aktivitas membarong pada pembarong reog Ponorogo berpengaruh terhadap terjadinya resorpsi tulang alveolar regio molar pertama kanan dan kiri rahang bawah. Sedangkan besar resorpsi tulang alveolar pada kelompok pembarong Reog Ponorogo yang telah bermain di atas 5 tahun lebih tinggi dibandingkan kelompok pembarong Reog Ponorogo yang bermain kurang dari 5 tahun.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62235
    Collections
    • UT-Faculty of Dentistry [2122]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository