Show simple item record

dc.contributor.authorAulia Mursyida
dc.date.accessioned2015-04-08T12:33:47Z
dc.date.available2015-04-08T12:33:47Z
dc.date.issued2015-04-08
dc.identifier.nimNIM111610101042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62235
dc.description.abstractReog Ponorogo merupakan salah satu kesenian tradisional yang sering dijumpai dan diminati oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini . Pembarong adalah salah satu pemeran pada grup Reog Ponorogo yang menggunakan cakotan pada gigi sebagai pijakan untuk menahan beban dadak merak yang memiliki berat 20-60 kg. Pada setiap pementasan, pembarong menggunakan barongan kira-kira selama 15-30 menit dan juga latihan minimal satu kali dalam seminggu supaya lebih terampil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah aktivitas membarong tersebut dapat menyebabkan trauma oklusal yang terlihat melalui gambaran resorpsi tulang alveolar pada gambaran radiografi atau tidak. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik. Sampel dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan terbagi dalam tiga kelompok yakni kelompok pembarong Reog Ponorogo yang telah bermain diatas 5 tahun sebanyak 5 orang, kelompok pembarong Reog Ponorogo yang bermain kurang dari 5 tahun sebanyak 5 orang dan kelompok bukan pembarong Reog Ponorogo sebanyak 5 orang. Sampel kemudian dilakukan foto radiografi periapikal dengan teknik paralel pada 2 regio yakni regio molar pertama kanan dan kiri pada rahang bawah. Hasil foto radiograf kemudian di interpretasi apakah terjadi resorpsi tulang alveolar atau tidak dengan melakukan pengukuran dengan penggaris plastik pada cemento-enamel junction (CEJ) sampai dasar sulkus. Apabila jarak antara cemento-enamel junction (CEJ) dan dasar sulkus melebihi 2 mm maka dapat dikatakan mengalami tulang alveolar. 6 Analisis data menggunakan uji statistik non parametrik, yaitu uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat adanya resorpsi tulang alveolar regio molar pertama rahang bawah pada kelompok pembarong Reog Ponorogo. Kelompok pembarong Reog Ponorogo yang telah bermain di atas 5 tahun mempunyai besar resorpsi tulang alveolar terbesar, kemudian diikuti kelompok pembarong Reog Ponorogo yang bermain kurang dari 5 tahun dan kelompok bukan Pembarong Reog Ponorogo. Kesimpulan dari penelitian ini adalah aktivitas membarong pada pembarong reog Ponorogo berpengaruh terhadap terjadinya resorpsi tulang alveolar regio molar pertama kanan dan kiri rahang bawah. Sedangkan besar resorpsi tulang alveolar pada kelompok pembarong Reog Ponorogo yang telah bermain di atas 5 tahun lebih tinggi dibandingkan kelompok pembarong Reog Ponorogo yang bermain kurang dari 5 tahun.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries111610101042;
dc.subjectPENGARUH LAMA PEMAKAIAN BARONGAN PADA PEMBARONG REOG PONOROGO TERHADAP RESORPSI TULANG ALVEOLAR REGIO MOLAR PERTAMA DITINJAU DARI GAMBARAN RADIOGRAFIen_US
dc.titlePENGARUH LAMA PEMAKAIAN BARONGAN PADA PEMBARONG REOG PONOROGO TERHADAP RESORPSI TULANG ALVEOLAR REGIO MOLAR PERTAMA DITINJAU DARI GAMBARAN RADIOGRAFIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record