HUBUNGAN TINGKAT PENERAPAN METODE SYSTEM OF RI CE I NTENSI FI CATI ON DENGAN PENDAPATAN PETANI PADI (Studi Kasus : Desa Glagahagung Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi)
Abstract
Hubungan Tingkat Penerapan Metode System Of Rice Intensification
Dengan Pendapatan Petani Padi (Studi Kasus : Desa Glagahagung
Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi), Moh. Abdullah,
101510601034, DPU : Sudarko SP.,MSi, DPA: Titin Agustina SP.,MP, Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian / Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Kegiatan usahatani padi dengan metode System Of Rice Intensification
(SRI) merupakan suatu teknik budidaya pada tanaman padi yang intensif dan
efisien dengan proses manajemen sistem perakaran yang berbasis pada
pengolahan tanah, tanaman, dan air serta menggunakan input alami. Metode SRI
memberikan produksi padi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode secara
konvensional atau non SRI, namun petani di Desa Glagahagung Kecamatan
Purwoharjo masih banyak yang tidak menerapkan metode SRI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) karakteristik petani yang
menerapkan metode SRI di Desa Glagahagung Kecamatan Purwoharjo, (2)
tingkat penerapan metode SRI oleh petani di Desa Glagahagung Kecamatan
Purwoharjo, (3) perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah menerapkan
metode SRI di Desa Glagahagung Kecamatan Purwoharjo, (4) hubungan tingkat
penerapan metode SRI dengan pendapatan petani di Desa Glagahagung
Kecamatan Purwoharjo.
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan contoh Total Sampling
dengan jumlah sampel 44 responden. Teknik pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan wawancara terstruktur, studi pustaka, dan melalui observasi
langsung pada daerah penelitian. Analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif, analisis menggunakan skala Likert, analisis Uji-t dan analisis korelasi
Rank Spearman.
Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik petani yang
menerapkan usahatani padi metode System Of Rice Intensification (SRI) di Desa
Glagahagung Kecamatan Purwoharjo memiliki rata-rata umur yang tergolong
produktif, memiliki pendidikan formal pada kategori sekolah dasar, memiliki
vii
pendidikan non formal, kekosmopolitan dan pendapatan yang rendah, memliki
pengalaman, luas lahan dan intensitas mengikuti penyuluhan rata-rata sedang. (2)
Tingkat penerapan teknologi usahatani padi metode System of Rice Intensification
(SRI) tergolong dalam kategori rendah sebesar 11%, kategori sedang sebesar
66%, dan kategori tinggi sebesar 27%. (3) Terdapat perbedaan pendapatan
sebelum dan sesudah menerapkan usahatani padi metode System of Rice
Intensification (SRI) yang signifikan, dengan nilai signifikansi lebih kecil dari α
(000 > 0,05). Pendapatan petani sesudah SRI lebih tinggi dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima sebelum menerapkan metode SRI
(Rp.16.296.904/Ha > Rp. 11.540.371/Ha) dan efisiensi usahatani padi metode SRI
lebih tinggi dibandingkan dengan metode sebelum SRI (2,66 > 2,34). (4) Tingkat
penerapan teknologi usahatani padi metode System of Rice Intensification (SRI)
dengan pendapatan yang diperoleh petani memiliki hubungan yang signifikan
dengan signifikansi sebesar 0,03 dan koefisien korelasi sebesar 0,327.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]