DAMPAK PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NO.109 TAHUN 2012 TERHADAP MOTIVASI PETANI MENANAM TEMBAKAU KASTURI DI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Dampak Penerapan Peraturan Pemerintah No.109 Tahun 2012 Terhadap
Motivasi Petani Menanam Tembakau Kasturi di Kabupaten Jember. Angga
Wijaya, 101510601084, 2014, DPU: Rudi Hartadi, S.P., M.Si. DPA: Julian Adam
Ridjal, S.P., M.P. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Jember.
Kabupaten Jember merupakan salah satu produsen tembakau terbesar di
Jawa Timur. Tembakau merupakan komoditas utama daerah jember sejak 1850
masehi. Komoditas tembakau di Kabupaten Jember memiliki peran yang sangat
penting bagi tingkat perekonomian masyarakat terutama dalam penyerapan tenaga
kerja baik di sektor on farm maupun off farm. Salah satu jenis tembakau yang
diproduksi oleh petani di kabupaten Jember adalah jenis Voor-Oogst. Tembakau
Voor-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada akhir musim penghujan dan
dipanen pada musim kemarau seperti tembakau kasturi. Tembakau kasturi adalah
tembakau yang pada umumnya diproduksi dalam bentuk krosok dengan
menggunakan sinar matahari secara langsung. Tembakau merupakan tanaman
komersil yang baik untuk dikembangkan khususnya di Kabupaten Jember. Akan
tetapi, pengembangan komoditas tembakau pada saat ini dihadapkan pada
peraturan pemerintah mengenai pembatasan produksi tembakau. Hal tersebut
dinilai dapat merugikan petani tembakau. Peraturan Pemerintah (PP) No. 109
Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berbahaya
dan harus dalam pengendalian. Pengendalian tersebut meliputi aspek produksi,
impor tembakau, peredaran rokok atau tembakau, perlindungan khusus bagi anak
dan perempuan hamil serta kawasan tanpa rokok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perkembangan luas lahan
produksi tembakau kasturi di Kabupaten Jember sebelum dan sesudah adanya
penerapan PP No.109 tahun 2012, (2) tingkat pendapatan petani tembakau kasturi
di Kabupaten Jember sebelum dan sesudah adanya penerapan PP No.109 tahun
2012, (3) tingkat efisiensi usahatani tembakau kasturi di Kabupaten Jember
sebelum dan sesudah adanya penerapan PP No.109 tahun 2012, (4) motivasi
vii
petani tembakau dalam menanam tembakau kasturi di Kabupaten Jember setelah
adanya penerapan PP No.109 tahun 2012.
Penentuan daerah penelitian dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
purposive Method, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,
analitik, kausal-komparatif. Metode pengambilan contoh atau sampel yaitu
menggunakan multiple stage sample pada sentra-sentra produksi tembakau kasturi
di Kabupaten Jember dan disproportionate stratified random sampling dengan 30
responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah primer dan
sekunder. Analisis yang digunakan adalah (1) Analisis pendapatan, (2) Analisis
R/C ratio (3) Uji beda atau uji-t untuk dua kelompok data dari kelompok sampel
berpasangan dan (4) Analisis skoring.
Hasil Penelitian ini adalah (1) Luas lahan produksi tembakau kasturi pada
tahun 2011 mencapai 9790,50 Ha, sedangkan pada tahun 2013 hanya sebesar
9138,00 Ha. Sehingga diketahui bahwa luas lahan produksi tembakau kasturi
mengalami penurunan sebesar 652,5 Ha. Penurunan luas lahan produksi tersebut
sebagian kecil dipengaruhi oleh adanya penerapan PP No.109 tahun 2012 dan
sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak menentu. (2) Rata-rata
tingkat pendapatan yang diterima oleh petani tembakau kasturi di Kabupaten
Jember sebelum dan sesudah adanya penerapan PP No.109 tahun 2012 diperoleh
nilai signifikansi uji-t sebesar 4,07 x 10
viii
-6
. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil
dari α = 0,05 (4,07 x 10
-6
< 0,05). Artinya rata-rata tingkat pendapatan usahatani
tembakau kasturi sebelum dan sesudah adanya penerapan PP No.109 tahun 2012
mengalami perbedaan. Rata-rata tingkat pendapatan yang diterima oleh petani
mengalami penurunan, akan tetapi masih menguntungkan. (3) Rata-rata tingkat
efisiensi usahatani yang dilakukan oleh petani tembakau kasturi sebelum dan
sesudah adanya penerapan PP No.109 tahun 2012 diperoleh nilai signifikansi uji-t
sebesar 1,74 x 10
-22
. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari α = 0,05 (1,74 x
10
-22
< 0,05). Artinya rata-rata tingkat efisiensi usahatani tembakau kasturi
sebelum dan sesudah diterapkannya PP No.109 tahun 2012 mengalami perbedaan.
Rata-rata tingkat efisiensi usahatani tembakau kasturi mengalami penurunan, akan
tetapi masih efisien. (4) Tingkat motivasi petani dalam menanam tembakau
kasturi di Kabupaten Jember yaitu memiliki motivasi yang tinggi. Rata-rata
motivasi petani dalam menanam tembakau kasturi setelah adanya penerapan PP
No.109 tahun 2012 yang meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan,
kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuan aktualisasi diri yaitu
sebesar 44,33. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat motivasi petani masih
tinggi. Sedangkan dari ke lima aspek tersebut kebutuhan fisiologis merupakan
aspek yang sangat berpengaruh terhadap motivasi petani dengan nilai sebesar
24,89%.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]