dc.description.abstract | Bertambahnya jumlah penduduk yang semakin meningkat, memberikan
dampak rendahnya ketersediaan dan konsumsi pangan masyarakat Indonesia.
Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan mencari pangan alternatif
memanfaatkan berbagai potensi pangan lokal yang tersedia di masyarakat. Umbi
gembolo adalah salah satu umbi inferior yang memiliki potensi sumber
karbohidrat tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku tepung lokal.
Selain sebagai bahan pangan spesies Dioscorea mengandung getah yang kaya
komponen bioaktif bernama glukomanan (Herlina, 2011) oleh karena itu dalam
proseses pengolahan diupayakan tidak terjadi hilangnya nutrisi dan komponen
bioaktif alami yang dikandungnya. Pengolahan yang tepat dilakukan untuk
menghindari terbentuknya warna coklat pada bahan pangan yang akan dibuat
tepung, dengan mencegah sedikit mungkin pertemuan kontak antara bahan yang
telah dikupas dan udara dengan cara merendam di dalam air dan/atau
menginaktifkan enzim dengan proses blansir.
Tujuan untuk mempelajari sifat fisikokimia dan fungsional tepung umbi
gembolo menggunakan perbedaan perlakuan yaitu lama waktu perendaman asam
sitrat dan lama waktu Blanching terhadap sifat fisikokimia dan fungsional tepung
umbi gembolo.
Pembuatan tepung umbi gembolo dibedakan menjadi 3 yaitu, Tepung Umbi
Gembolo kontrol (alami), Tepung Umbi Gembolo perlakuan perendaman asam
sitrat 12 dan 24 jam, Tepung Umbi Gembolo perlakuan Blanching uap
(pengukusan) 5 dan 10 menit. Analisis dilakuakan secara diskriptif meliputi
ix
derajat putih, ukuran granula, proksimat, pati, amilosa dan amilopektin, serat
pangan, ekstrak glukomanan, water holding capacity (WHC), viskositas ostwald.
Berdasarkan hasil penelitian, tepung umbi gembolo yang dibuat secara
alami mempuyai sifat fisikokimia dan fungsional lebih tinggi dari perlakuan yang
lain pada protein, abu, lemak, amilopektin, glukomanan, WHC, dan viskositas
berturut–turut 8,30±0,11%, 4,28±0,09%, 0,17±0,05%, 3,01±0,20%, 62,60±0,98%,
320,47±31,78 %, 2,06±0,1 mp. Tepung umbi gembolo yang dibuat dengan
perlakuan perendaman 24 jam memiliki sifat fisikokimia dan fumgsional yang
lebih tinggi dari pada perlakuan lain pada derajat putih, ukuran granula, kadar air,
karbohidrat, pati, amilosa, serat tidak larut, total serat berturut-turut sebesar
59,24±0,09, 0,026±0,01 mm, 8,57±0,05%, 92,41±0,086%, 35,79±0,68%,
34,79±0,58%, 24,85±3,34%, 31,80±3,38%.
Tepung umbi gembolo perlakuan pengukusan 10 menit memiliki sifat
fisikokimia dan fungsional lebih tinggi daripada perlakuan lain pada kadar serat
larut sebesar (13,04±0,042%). Pada berbagai macam perlakuan pembuatan tepung
umbi gembolo yang memiliki sifat fisikokimia dan fungsional dari yang tertinggi
berturut-turut yaitu tepung alami, tepung perlakuan perendaman asam sitrat 12
jam, tepung perlakuan perendaman asam sitrat 24 jam, perlakuan pengukusan 5
menit, tepung perlakuan pengukusan 10 menit. | en_US |