dc.description.abstract | Nikotin merupakan komponen zat kimia terbanyak dijumpai dalam rokok,
memiliki daya toksik yang cepat menimbulkan gejala keracunan dan bersifat
teratogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nikotin selama
organogenesis terhadap perkembangan rangka aksial pra lahir mencit albino dan
untuk mengetahui umur kebuntingan yang paling sensitif serta untuk mengetahui
apakah kelainan dan kelambatan penulangan rangka aksial yang terjadi akibat
pemberian nikotin pada induk yang bunting secara intraperitoneal dengan dosis 6,
12 dan 18 mgfkg b.b pada umur kebuntingan 7, 9 dan 11 hari dapat digunakan
sebagai sumber belajar biologi. Mencit dibunuh saat umur kebuntingan 18 hari
dan dilakukan eviserasi, kemudian diamati adanya kelainan rangka aksial fetus.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nikotin dapat menyebabkan kelainan
rangka berupa kelainan rusuk ke-14 yang pendek dan pendek unilateral, sternebra
yang rudimen, asimetris, "dumbbell", terbelah, dan kelambatan penulangan
supraoksipital serta parietal. Persentase fetus yang mengalami kelainan rangka
aksial meningkat sangat nyata dari kontrol pada umur kebuntingan 7 hari. Dalam
pengamatan ini tidak ditemukan kelainan pada vertebra torakalis. Kelainan rangka
aksial umumnya meningkat sangat nyata seiring dcngan meningkatnya dosis.
Kecuali pada kelainan rangka rusuk ke-14 dan kelambatan penulangan parietal
hanya ditemukan pada dosis 12 dan 18 mg/kg b.b pada "elompok umur
kebuntingan 7 hari dan meningkat sangat nyata dan kontrol. Sedang kelainan
rangka berupa sternum rudimen, pada umur kebuntmgan 9 dan II hari hanya
ditemukan pada dosis 12 dan 18 mglk.g b.b. Kcsimpulan dari penelitian bahwa
umur kebuntingan 7 hari merupakan umur paling sensitif terhadap dosis nikotin
karena paling banyak memunculkan kelainan rangka aksial. | en_US |