dc.description.abstract | Penelitian yang telah dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara komponen hasil pada kakao khususnya volume biji dengan karakteristik
mutu fisik biji kakao terutama berat per biji kering. Penelitian menggunakan
delapan klon yaitu KW 516, ICS 60, KW 030, ICCRI 04, SCA 6, KW 570, KKM
22 dan SULAWESI 1. Penelitian dilakukan di Kebun Plasma Nutfah Kakao Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan uji Duncan 5%. Analisis korelasi menggunakan metode Pearson
Product Moment pada program excel 2010 dilanjutkan dengan analisis regresi
dengan program excel 2010 dan analisis pengelompokan menggunakan analisis
statistika dengan metode K-Mean. Parameter yang diamati adalah berat buah,
berat biji baik, berat biji kepeng, volume biji, berat basah per biji dan berat kering
biji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua komponen hasil yang diamati
memiliki nilai koefisien korelasi positif terhadap berat kering per biji kering.
Karakter istikvolume per biji dapat dijadikan salah satu kriteria untuk
mempercepat proses seleksi berat per biji kering berdasarkan pada nilai korelasi
dan regresi yang positif dan cukup tinggi (0,76 ml). KW 516 dan ICS 60
memiliki berat buah (633,46 -711,07 gr), volume per biji (2,66-3,51 ml), berat
basah per biji (4,77-4,80 gr) dan berat kering per biji (1,21-1,33 gr) paling tinggi
dibanding dengan enam klon lainnya. SCA 6 dan KW 030 memiliki berat buah
(376,49-380,19 gr), volume per biji (1,39-1,81 gr), berat basah per biji (2,24-2,29
gr) dan berat kering per biji paling rendah (0,36-0,71 gr), meskipun memiliki
jumlah biji baik paling banyak (43,00 gr). Pembentukan jumlah biji normal tidak
dipengaruhi oleh ukuran komponen hasil, tetapi lebih ditentukan oleh ukuran dan
jumlah serbuk sari yang membuahi. | en_US |