• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Law
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Law
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    KEKUATAN PEMBUKTIAN LEGALISASI DAN WAARMERRKING AKTA DIBAWAH TANGAN OLEH NOTARIS

    Thumbnail
    View/Open
    Cita Astungkoro Sukmawirawan - 090710101125_1.pdf (60.44Kb)
    Date
    2014-03-21
    Author
    CITA ASTUNGKORO SUKMAWIRAWAN
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Kesimpulan dari Notaris dalam hal melegalisasi akta dibawah tangan bertanggung jawab atas isi dan tanda tangan para pihak dalam akta tersebut. Kewenangan notaris dalam hal me-register (Waarmerrking) suatu akta dibawah tangan hanya sebatas mendaftarkan akta dibawah tangan yang telah dibuat oleh para pihak dan hadir di hadapan Notaris untuk mendaftarkan akta dibawah tangan tersebut ke dalam buku khusus yang disediakan oleh notaris. Pertanggungjawaban notaris atas kebenaran akta dibawah tangan yang dilegalisasinya adalah kepastian tanda tangan artinya pasti bahwa yang tanda tangan itu memang pihak yang dalam perjanjian, bukan orang lain. Dikatakan demikian karena yang melegalisasi surat itu diisyaratkan harus mengenal orang yang menandatangan tersebut. Sedangkan pada Waarmerrking akta dibawah tangan, tanggung jawab notaris menurut Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris tidak begitu tampak, karena baik tanggal, tanda tangan, isi surat tersebut tidak diketahui oleh Notaris. Akta dibawah tangan yang dilegalisasi oleh Notaris akan mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna selama 3 (tiga) nilai aspek pembuktian terpenuhi merupakan bukti sempurna seperti akta otentik. Setiap perjanjian yang dibuat dibawah tangan, sebaiknya dibuat dengan melegalisasikan akta dibawah tangan tersebut. Setiap perjanjian yang dibuat secara dibawah tangan baik itu dibuat oleh para pihak dengan dilegalisasikan ataupun di Waarmerrking notaris hendaknya meminta fotocopy KTP dari para pihak. Pada surat perjanjian yang dibuat dibawah tangan sering terjadi penekanan terhadap pihak yang sangat membutuhkan, tidak ada keseimbangan karena dibuat oleh para pihak sendiri. Sebaiknya setiap perjanjian dibuat dan di tanda tangani di hadapan notaris. Jika dimungkinkan ada kekurangan pada akta dibawah tangan sebagai bukti tertulis segera untuk melengkapi alat bukti lainnya, karena suatu akta yang dibuat dibawah tangan baik yang telah dilegalisasi maupun hanya di Waarmerrking adalah permulaan dalam pembuktian dan perlu dikuatkan dengan alat bukti lain.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/56137
    Collections
    • UT-Faculty of Law [6287]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository