Studi Pembuatan BIOETANOL dari Limbah Buah Pisang
Abstract
Bahan Bakar Nabati adalah istilah yang sedang digalakkan dan akhir-akhir
ini menjadi perhatian masyarakat yang keberadaannya diharapkan mampu
mengatasi krisis energi bahan bakar dari fosil. Penelitian pengembangan BBN ini,
menggunakan bahan baku limbah daging buah pisang. Daging buah pisang yang
digunakan adalah pisang raja nangka, pisang ambon dan pisang batu, masing-masing sebanyak 2 kg, yang dikombinasikan dengan ragi sebanyak 10 gram, 20 gram, dan 30 gram.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya rendemen kondensat
yang dihasilkan dan menghitung besarnya energi yang terserap pada proses
penyulingan. Hasil penelitian diharapkan memberi informasi kepada masyarakat
sebagai pertimbangan dalam pengembangan pembuatan bahan bakar nabati.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan
September 2010 di laboratorium Teknik Pertanian (Workshop) Universitas
Jember. Metode analisis adalah dengan menghitung kalor yang diserap untuk
mengetahui besarnya efisiensi thermal, dan hasil kondensat setiap 30 menit untuk
mengetahui besarnya rendemen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penambahan ragi
sebanyak 10 - 20 - 30 gram yang dikombinasikan dengan sari buah pisang
menghasilkan cairan kondensat sebanyak 590,3 ml, 604,2 ml, dan 562,5 ml untuk
pisang raja nangka; untuk pisang ambon menghasilkan 501,5 ml, 643,3 ml, dan
553 ml; dan untuk pisang batu menghasilkan 335 ml, 437 ml, dan 477 ml. Hal ini
dipengaruhi oleh pemanasan yang tidak konstan, perbedaan sifat kandungan gula,
dan kadar air dari masing-masing jenis buah pisang
Konsumsi energi bahan bakar yang digunakan dalam proses penyulingan
rata-rata sebesar 19.027 Kj. Energi total yang diserap dalam sekali proses distilasi
rata-rata sebesar 2894,4 Kj. Dalam hal ini dapat diperoleh nilai efisiensi thermal sebesar 12 - 17%. Nilai tersebut sangat kecil karena alat distilasi yang digunakan
masih sederhana sehingga penyerapan panas kurang optimal. Selain itu, lokasi
proses penyulingan sangat mempengaruhi proses penyerapan panas. Penyulingan
dilakukan pada ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang cepat sehingga panas
yang diberikan kompor sebagian besar akan terbuang ke lingkungan.
Rendemen yang dihasilkan pada proses penyulingan dalam pembuatan
etanol berbahan limbah buah pisang raja nangka, pisang ambon, dan pisang batu
sebesar 27,30%, 27,95%, dan 22,70%. Nilai rendemen dipengaruhi oleh faktor
kadar air bahan yang akan diuapkan, dan sifat dari bahan baku yang memiliki
perbedaan tekstur, serta kandungan kadar gula. Pisang raja nangka dan pisang
ambon keduanya memiliki rasa yang manis dan memiliki struktur daging yang
tebal dan padat sehingga menghasilkan sari buah yang lebih banyak. Sedangkan
pada pisang batu memiliki rasa yang manis tetapi struktur dari buah pisang batu
berbiji dan memiliki daging buah yang sedikit, sehingga sari buah yang dihasikan
akan sangat encer.