dc.description.abstract | Karakteristik aliran energi pada proses pengolahan kopi semi basah sangat
diperlukan untuk mengetahui nilai energi input setiap proses pengolahan.
Pengolahan kopi semi basah ini dapat dikategorikan pengolahan kopi dengan
metode yang menerapkan sistem clean production yaitu memanfaatkan limbah
hasil pengolahan, seperti memperkecil jumlah limbah karena air yang digunakan
lebih sedikit dari pengolahan kopi basah penuh, menggunakan kembali limbah
untuk makanan ternak, pupuk, dll serta mendaur ulang limbah agar dapat menjadi
bahan bakar alternatif seperti biogas. Kelebihan lain dari pengolahan kopi semi
basah yaitu memiliki kualitas kopi yang baik serta penanganannya cepat. Analisis
energi pada pengolahan kopi semi basah dilakukan untuk menganalisis kebutuhan
energi agar lebih efisien dan efektif selama proses pengolahan. Energi dapat
dikategorikan menjadi tiga bentuk yaitu energi biologis, energi langsung dan
energi tak langsung/ embodied energy. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa
penggunaan energi yang efektif dan efisien belum dilakukan secara optimal, maka
perlu dilakukannya penelitian mengenai karakteristik aliran energi ini. Untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut perlu dilakukan perhitungan mengenai
energi input pada proses pengolahan kopi semi basah serta menghitung niai rasio
energi pada pengolahan kopi semi basah tersebut. Tujuan umum penelitian ini
yaitu untuk mempelajari dan mengetahui energi input output dari proses
pengolahan kopi semi basah dan tujuan khususnya yaitu mengetahui nilai
konsumsi energi di setiap proses pengolahan kopi semi basah (1) dan mengetahui
nilai rasio energi pada proses pengolahan kopi semi basah (2). Pendekatan analisis
yang digunakan yaitu menghitung jumlah energi input setiap proses pengolahan
kopi semi basah berdasarkan sumber energi biologis, energi langsung, dan energi
tak langsung/ embodied energy. Tempat penelitian ini dilakukan di pabrikpengolahan kopi semi basah di Desa Sidomulyo, Silo – Jember. Pengolahan di
Desa Sidomulyo tergolong sebagai pengolahan semi basah karena pengolahan
tersebut sudah termasuk dalam klasifikasi pengolahan kopi semi basah yaitu
konsumsi penggunaan air untuk proses kurang dari 9 m
3
/ ton, tepatnya di unit
pengolahan ini menghabiskan sekitar 5,5 m
3
air untuk mengolah kopi HS
sejumlah 1 ton. Penelitian ini dilakukan pada kegiatan pasca panen dari
penerimaan bahan baku di pabrik pengolahan sampai kopi berbentuk kopi HS
kemas yang siap kirim.
Hasil penelitian ini adalah energi input total rata-rata pada proses
pengolahan kopi semi basah dengan memperhitungkan embodied energy sebesar
13.527,7 MJ/ton dengan konsumsi terbesar pada embodied energy bangunan
produksi sebesar 13.378,5 MJ/ton, sedangkan energi input total rata-rata pada
pengolahan kopi semi basah tanpa memperhitungkan embodied energy sebesar
136,6 MJ/ton dengan konsumsi terbesar pada pengupasan kulit buah (pulping)
sebesar 118,9 MJ/ton. Rasio energi pada pengolahan kopi semi basah sebesar 2,1
yang berarti pengolahan tersebut masih tergolong sistem transisi (transitional
system) yaitu masih kurangnya mesin yang digunakan pada proses pengolahannya
dan masih memerlukan energi tanpa diimbangi dengan output produksi biji kopi
HS. | en_US |