UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL SARANG SEMUT TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO
Abstract
Kasus infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia, terutama
di negara-negara berkembang. Infeksi dapat disebabkan oleh organisme patogen,
baik virus, parasit, jamur, maupun bakteri. Salah satu bakteri penyebab infeksi
yang sering ditemukan adalah Staphylococcus aureus (S. aureus). Namun, dalam
beberapa tahun terakhir, S. aureus telah resistan terhadap antibiotik yang telah
umum digunakan seperti penisilin G, amoksisilin, aztreonam, ampisilin,
kloramfenikol, dan siprofloksasin. Karena adanya resistensi ini maka perlu
dilakukan penelitian untuk mencari alternatif substansi antibakteri baru dari alam,
salah satunya adalah sarang semut (Myermecodia pendens). Kandungan sarang
semut yang berpotensi sebagai antibakteri adalah polifenol, tanin, dan flavonoid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak
etanol sarang semut (M. pendens) terhadap pertumbuhan S. aureus secara in vitro
dan Konsentrasi Hambat Minimalnya (KHM) breakpoint. Metode uji daya
antibakteri yang digunakan adalah metode difusi sumuran. Jenis penelitian adalah
Quasi Experimental Design dengan rancangan penelitian Posttest Only Control
Group Design. Sampel yang digunakan adalah koloni bakteri S. aureus yang
disesuaikan dengan standar 0,5 Mc Farland. Konsentrasi larutan uji yang
digunakan adalah 1.000 mg/ml, 500 mg/ml, 250 mg/ml, 125 mg/ml, 62,5 mg/ml,
31,25 mg/ml, 15,6 mg/ml, dan 7,8 mg/ml. Kontrol positif menggunakan suspensi
sefaleksin dan kontrol negatif menggunakan larutan NaCMC 0,5%. Data yang
diperoleh berupa diameter zona hambat yang terbentuk di sekitar sumuran dan
diukur dengan jangka sorong. Data kemudian dianalisis dengan One Way
ANOVA, jika tidak memenuhi persyaratan maka dapat dianalisis dengan uji
Kruskal-Wallis. Sedangkan untuk mencari KHM breakpoint secara kuantitatif
dilakukan uji Regresi Linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat daya antibakteri ekstrak
etanol sarang semut (M. pendens) terhadap bakteri S. aureus secara in vitro.
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol sarang semut (M. pendens) maka daya
hambat terhadap bakteri S. aureus semakin besar. Penentuan KHM breakpoint
ekstrak etanol sarang semut (M. pendens) secara kualitatif adalah pada konsentrasi
1000 mg/ml dan KHM breakpoint secara kuantitatif di atas konsentrasi 832,70
mg/ml.
Dapat disimpulkan ekstrak etanol sarang semut (M. pendens) mempunyai
aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro.
Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) breakpoint ekstrak etanol sarang semut
(M. pendens) terhadap pertumbuhan S. aureus secara kualitatif adalah 1000
mg/ml, sedangkan secara kuantitatif adalah sebesar 832,70 mg/ml.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]